Singapura/London (ANTARA) - Dolar sedikit berubah pada perdagangan Jumat, setelah investor berbondong-bondong kembali ke saham meskipun data inflasi AS hari sebelumnya sangat panas, sementara para pedagang tetap khawatir tentang prospek intervensi lebih lanjut dalam yen Jepang.

Sterling tergelincir, setelah reli tajam pada Kamis (13/10/2022) di tengah laporan bahwa pemerintah Inggris akan segera membatalkan bagian utama dari rencana fiskal yang sangat kontroversial.

Indeks dolar terakhir naik sangat tipis di 112,62, setelah jatuh 0,6 persen pada Kamis (13/10/2022) karena investor tampaknya mengabaikan data yang menunjukkan harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada September.

Greenback telah mencatat kesuksesan besar tahun ini karena Federal Reserve telah meningkatkan suku bunga dalam upaya untuk menjinakkan inflasi, menarik uang kembali ke Amerika Serikat. Kekhawatiran tentang ekonomi global juga telah mengangkat aset safe haven.

Namun, data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan pada Kamis (13/10/2022) secara berlawanan memicu reli di pasar saham global dan penurunan dolar.

Short-sellers di pasar saham tampaknya mendorong kenaikan ekuitas, yang pada gilirannya mendorong dolar lebih rendah, kata ahli strategi mata uang Bank of Singapore, Moh Siong Sim.

"Saya pikir pasar valas mengambil isyarat dari pasar ekuitas," katanya.

Tapi yen Jepang yang babak belur tetap di bawah tekanan meskipun suasana global cerah.

Dolar terakhir naik 0,21 persen pada 147,53 yen, sedikit menjauh dari tertinggi 32 tahun pada Kamis (13/10/2022) di 147,67.

Bulan lalu, Jepang melakukan intervensi membeli yen untuk pertama kalinya sejak 1998. Investor tetap waspada terhadap intervensi lebih lanjut setelah menteri keuangan Shunichi Suzuki pada Kamis (13/10/2022) menegaskan kembali kesiapan pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap volatilitas mata uang yang berlebihan.

Masayuki Kichikawa, kepala strategi makro di Sumitomo Mitsui Asset Management, mengatakan dia pikir yen masih bisa mencapai 150 per dolar dalam waktu dekat.

"Saya kira Kementerian Keuangan tidak menargetkan level," katanya. "Apa yang mereka katakan adalah mereka mencoba untuk mencegah volatilitas yang berlebihan."

Pound Inggris jatuh di awal perdagangan London karena investor menunggu untuk melihat apakah pemerintah Truss akan membatalkan banyak pemotongan pajak yang tidak didanai yang telah mendatangkan malapetaka di pasar. Skema pembelian obligasi darurat bank sentral Inggris (BoE) juga dijadwalkan berakhir pada Jumat.

Sterling membuat kenaikan tajam pada Kamis (13/10/2022) tetapi terakhir turun 0,27 persen pada 1,1301 dolar, dengan menteri Inggris Greg Hands mengatakan tidak ada rencana untuk mengubah apa pun dalam anggaran "mini" bulan lalu.

Namun, menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mempersingkat perjalanannya ke Amerika Serikat, memicu spekulasi bahwa pembalikan kebijakan sudah dekat.

Fokus sekarang bergeser ke pertemuan Fed bulan depan di mana diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin keempat berturut-turut. Pedagang juga menunggu data penjualan ritel AS yang akan dirilis pada pukul 12.30 GMT.

Dolar Australia naik 0,42 persen versus greenback di 0,6322 dolar AS, turun dari level terendah dua setengah tahun yang disentuh di sesi sebelumnya.

Baca juga: Dolar bertahan kuat di Asia, yen melayang di sekitar terendah 32-tahun

Baca juga: Dolar jatuh di tengah laporan inflasi AS lebih panas dari perkiraan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022