Pasien ada yang menyadari lebih awal bahwa dirinya menderita sakit jantung, ada juga setelah sakit parah baru mengetahuinya
Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Muhamad Bisri menyebutkan bahwa gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu penyakit jantung di wilayah itu.

"Pola hidup yang tidak sehat menjadi pemicu tertinggi orang menderita sakit jantung. Pasien ada yang menyadari lebih awal bahwa dirinya menderita sakit jantung, ada juga setelah sakit parah baru mengetahuinya," kata Bisri di Tanjungpinang, Ahad.

Menurut dia, pola hidup yang tidak sehat seperti begadang, kebanyakan duduk atau jarang bergerak, kurang berolah raga, merokok, mengonsumsi alkohol, makan makanan yang tidak sehat dan kurang kebersihan diri.

Untuk menjaga agar kesehatan jantung terpelihara masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat, seperti istirahat yang teratur, rutin berolah raga, tidak merokok dan mengonsumsi makanan sehat.

"Satu hal penting yang harus dimiliki diri kita yakni hidup bahagia, jangan stres. Stres dapat menjadi pemicu penyakit jantung," ucapnya.

Bisri mengemukakan kesehatan tidak dapat dibeli dengan uang. Namun kebutuhan uang semakin besar bila seseorang menderita penyakit, seperti jantung.

Baca juga: IDI Kepri: Pasien penyakit jantung terus meningkat dipicu gaya hidup

Baca juga: Seorang haji Kalbar meninggal dunia di RSBP Batam karena sakit jantung


"Jaga kesehatan, rawat organ tubuh kita agar bahagia sepanjang masa. Makan-makanan yang bergizi, tidak perlu yang mahal, dan nikmati hidup dengan rutin berolah raga ringan," ucapnya.

Ia mengatakan penyakit jantung mendapat perhatian khusus dari Pemprov Kepri karena jumlah penderitanya paling banyak. Sebagian besar penderita penyakit jantung dapat bertahan hidup melalui pengobatan dan pemeriksaan rutin oleh dokter ahli.

"Tingkat kematian akibat penyakit jantung juga tinggi di Kepri, sama seperti di tingkat nasional," ucapnya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (IDI Kepri) Rusdiani menyatakan penyakit jantung kerap disebut sebagai "the silint killer" setelah banyak penderita penyakit itu meninggal dunia.

"Gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu penyakit jantung di Indonesia, termasuk di Kepri," ujarnya.

Humas RSUP Kepri Iqbal mengatakan penderita penyakit jantung paling banyak dirawat di rumah sakit itu sejak tahun 2019 sampai sekarang.

Januari-Juli 2022, jumlah penderita penyakit jantung yang dirawat di RSUP Kepri mencapai 6.166 orang atau 20,3 persen dari total jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit itu dalam periode itu.

"Jumlah penderita penyakit jantung paling banyak dibanding penderita penyakit lainnya," katanya.

Baca juga: 60 persen pasien di UGD RSUP Kepri keluhkan serangan jantung

Baca juga: Rp30 triliun dialokasikan Kemenkes untuk alat non-bedah katastropik

 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022