Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan bagian terpenting dalam program pemerintah menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi.

"Kasus pertama terkait kematian bayi didominasi oleh pengaruh infeksi yang saat ini berkisar 80 ribu jiwa bayi meninggal setiap tahun yang diakibatkan diare karena pengaruh infeksi Rotavirus," kata Budi Gunadi Sadikin dalam peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia 2022 di Jakarta, Senin.

Menurut Budi, infeksi tersebut menguras energi, kalori, hingga gizi bayi, sebab seluruhnya digunakan untuk menyembuhkan infeksi. "Bukan untuk pertumbuhan otaknya, sehingga stunting terjadi," katanya.

Baca juga: Cuci tangan pakai sabun minimalkan penyebaran infeksi

Untuk itu, kata Budi, perilaku mencuci tangan pakai sabun serta sanitasi total berbasis masyarakat sangat penting untuk diimplementasikan karena efektif menurunkan infeksi, dan menekan angka kematian anak.

Kemenkes telah mengintegrasikan perilaku tersebut dalam Program Transformasi Layanan Primer yang bersifat promotif hingga ke level puskesmas dan posyandu.

Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf mengatakan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun 2022 menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak.

"Poin penting peringatan ini adalah menguatkan kebutuhan masyarakat pada perilaku cuci tangan pakai sabun, sehingga menjadi budaya perilaku masyarakat," katanya.

Baca juga: Hari Cuci Tangan Pakai Sabun dorong penerapan gaya hidup sehat

Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia tahun ini mengambil tema "Unite for Universal Hand Hygiene". Sedangkan tema peringatan di Indonesia Bersatu Untuk Tangan Bersih Sehat, dan subtema Peran Perempuan dalam Penurunan Stunting melalui Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).

Dalam acara puncak dilaksanakan sesi diskusi Peran Perempuan Dalam Penurunan Stunting Melalui SBS dan yang diisi oleh para tokoh perempuan sebagai pembicara.

Mereka adalah Wakil Gubernur NTB, Ketua Umum Bhayangkari, Ketua Umum Persit KCK, Ketua Umum PIA Ardhya Garini, Ketua Umum Jalasenastri, Ketua Umum Muslimat NU, dan Ketua Umum Aisyiyah.

Di samping para tokoh perempuan tersebut, perempuan penggerak PKK di tingkat daerah juga hadir yang diwakili oleh para istri bupati/wali kota yang telah mewujudkan keberhasilan praktik kebersihan lingkungan di wilayah masing-masing.

Baca juga: Akademisi: Keluarga berperan strategis bangun kesadaran cuci tangan

Narasumber saling berbagi pengalaman dalam peran mereka sebagai garda terdepan memperkuat intervensi perubahan perilaku cuci tangan pakai sabun dan stop buang air besar sembarangan untuk penurunan penyakit berbasis infeksi dan stunting dengan penguatan melalui komitmen bersama.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022