Grobogan (ANTARA News) - Tim dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daop IV/Semarang hingga Sabtu sore masih terus melakukan perbaikan jalur dan mengangkat gerbong KA yang anjlok, menyusul terjadinya tabrakan KA Sembrani dengan KA Kertajaya di Stasiun KA Gubug, Kabupaten Grobogan. "Dengan mengerahkan tenaga yang cukup dan derek Kumbokarno, akhirnya gerbong-gerbong yang anjlok berhasil dinaikkan ke rel. Tinggal gerbong yang masuk ke sawah saja yang belum dikatrol," kata Kepala Humas PT KAI Daops IV/Semarang, Suprapto, Sabtu sore. Menurut dia, dengan berhasilnya gerbong yang melintang di rel diangkat, diharapkan jalur kereta api Jakarta-Surabaya dapat normal kembali. "Mungkin baru nanti malam jalur ini bisa normal kembali," kata Suprapto. Untuk sementara jalur Jakarta-Semarang-Surabaya dialihkan lewat Brumbung-Tanggung-Kedungjati-Gundi-Gambringan terus ke Cepu-Bojonegoro dan Surabaya. Pengalihan dilakukan terhadap KA yang berangkat dari Stasiun KA Tawang ke Surabaya, yakni KA Rajawali dan KA Argo Anggrek. Sementara itu tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mulai bekerja untuk meneliti sebab-sebab terjadinya tabrakan antara KA Sembrani dengan KA Kertajaya. Tim KNKT selain memintai keterangan terhadap beberapa saksi juga melakukan olah TKP dengan mencari bahan-bahan di seputar tempat kejadian. Hal yang sama juga dilakukan oleh Tim Labfor Polri Cabang Semarang dan Tim dari Reskrim Polda Jateng yang dipimpin langsung Direktur Reskrim Kombes Drs. H.M. Zulkarnain, M.M. Menurut Dir Reskrim, meski secara hukum kasus tersebut gugur demi hukum, karena masinis Kertajaya yang diduga menjadi penyebab tabrakan tewas. Namun pihaknya bersama KNKT tetap akan terus melakukan pengusutan kasus itu. "Hingga kini belum ada yang dijadikan tersangka. Kami masih mencari bukti materi di lapangan guna mengungkap sebab-sebab terjadinya kasus tabrakan itu," kata perwira alumni Akpol 1981 ini. Dir Reskrim menambahkan, guna mengungkap kasus tabrakan itu pihaknya sudah meminta keterangan terhadap semua saja yang terkait dalam musibah itu, baik masinis, pimpinan perjalanan kereta api (PPKA) maupun kepala stasiun. Sementara Menhub Hatta Rajasa dalam keterangannya kepada wartawan memastikan jumlah korban tewas dalam musibah itu 13 orang dan 26 lainnya luka-luka. Ke-13 orang korban tewas dan berada di Puskesmas Gubug, antara lain Sodo (40) warga Sugihan RT 01 RW 23 Grobogan; Sungkono (40) Desa Ngrandak RT 03 RW 01 Toroh Grobogan; Prijono (34) Desa Welar RT 02 RW 01 Kenteng Toroh Grobogan; Ny. Rati (40) Desa Welar Toroh Grobogan; Sutrisno (55) Desa Nangsulan RT 01 RW 04 Pulokulon Grobogan; Ali Mahmudi (24) Desa Jambon Kecamatan Pulokulon Grobogan; serta dua korban lainnya belum diketahui identitasnya. Korban tewas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Grobogan, antara lain Nurhadi (42) masinis KA Kertajaya serta dua korban yang belum diketahui identitasnya. Sedang korban tewas di RS Yakum Warsito (24) warga Bangar Suko Tuban Jatim dan Suwarto (26) warga Suko Jatiharjo Pulokulon Grobogan. Sementara itu korban luka yang dirawat di RS PKU Muhamadiyah Grobogan Ny. Nawati (27); Toto Kasih Dewata (32) asal Jakarta; Taufik (25) Bojonegoro. Sedangkan yang dirujuk ke RS Semarang Cristine Rod (51) warga Swiss; Lasbianto (35) asal Bojonegoro; Budi Hariyadi (30) asal Bekasi; Muhadi (52) Jatim; Johan Wahyudi (22) asal Tasikmalaya; Guntoro (25) dan Kiswanto (26) Grobogan. Korban yang dirawat di RS Purwodadi, antara lain Parjiyo (40), Suprih (26), Hartono (28), Damin (28), Marno (33) dan Sumartono (23), semuanya asal Grobogan. Sementara 13 korban lain mendapat perawatan jalan di tiga rumah sakit di Grobogan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006