Bukittinggi (ANTARA) - Pemerintahan Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, merealisasikan program satu kelurahan satu rumah penghafal Al Quran atau tahfiz di daerah itu untuk menciptakan generasi muda yang memiliki fondasi agama yang kuat.

Wali Kota Bukittinggi Erman Safar di Bukittinggi, Selasa, mengatakan sejak Maret 2022 lalu, sejumlah rumah tahfiz di beberapa kelurahan mulai terbentuk. Dukungan pemerintah mengalir ke setiap rumah yang didirikan di kota wisata itu.

Ia mengatakan program satu kelurahan satu rumah tahfiz merupakan salah satu program prioritas yang bertujuan untuk membentuk dan menanamkan jiwa cinta Al Quran pada generasi muda.

Ia mengharapkan generasi penerus bangsa itu bisa memiliki dasar agama yang kuat untuk menghadapi masa depan nanti.

Baca juga: Bupati: Rumah Tahfiz Quran bantu wujudkan visi Sambas Berkemajuan

“Alhamdulillah tahun ini sudah 12 kelurahan, total anggaran yang kita kucurkan sebesar Rp1,8 miliar. Insya Allah tahun depan 12 rumah atau pondok tahfiz lagi di 12 kelurahan lain, sudah direncanakan pembentukannya,” kata dia.

Menurutnya, setiap rumah tahfiz akan disamakan pembiayaannya sebesar Rp150 juta per tahun dibantu untuk operasionalnya.

"Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat, agar program ini dapat kita realisasikan tahap selanjutnya dengan 12 rumah tahfiz pada tahun 2023 mendatang,” katanya.

Rumah tahfiz yang diresmikan di Bukittinggi meliputi Rumah Tahfiz Masjid Jamiak Gunjo Kelurahan Koto Selayan, Rumah Tahfiz Miftahul Jannah Kelurahan Kubu Gulai Bancah, Rumah Tahfiz Syukur Nikmat Kelurahan Puhun Tembok.

Baca juga: Wali Kota Jaksel resmikan Rumah Tahfiz Quran Al-Insan

Berikutnya di Masjid Agung, Masjid Raya, Surau Balai Banyak, Al Ikhlas, Ukhwatul Quran, Ashabul Quran, Darul Muttaqin, Bukittinggi Quran, dan Bunayya.

Menurut dia, msyarakat menyambut baik program keagamaan ini dan meminta untuk dapat dipertahankan di Kota Bukittinggi.

"Pengaruh teknologi membuat anak sibuk dengan gawainya, efek buruk berisiko besar di dalamnya, dengan adanya program tahfiz yang semarak ini akan membuat perhatian mereka teralihkan ke kesibukan yang baik bersama temannya, agar jangan berhenti di sini saja, terus dipertahankan," kata seorang warga, Mantari (38).

Ia berharap program tahfiz itu tidak dipengaruhi unsur politik dan kekuasaan hingga bisa menjadi program permanen di Bukittinggi.

Baca juga: Muhammadiyah salurkan bantuan ke rumah tahfiz Al Quran di Malaysia

"Jangan sampai jika bertukar pimpinan atau berganti kekuasaan, program baik ini juga diganti apalagi dihilangkan," katanya.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022