Bukan berarti kita tidak menangani penyakit yang lain ya
Jakarta (ANTARA) - Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Kementerian Kesehatan dr. Yanti Herman, MH.Kes mengajak masyarakat untuk meningkatkan penerapan pola hidup sehat guna menekan kasus penyakit jantung dan diabetes melitus.

Pola hidup tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol, tidak berolahraga, dan tidak mengonsumsi buah serta sayur menjadi salah satu penyebab tingginya angka penderita jantung hingga diabetes melitus di Indonesia.

"Kalau kita lihat data kesehatan, dibandingkan dengan Riskesdas 2013 dan 2018, angka-angka remaja yang mulai merokok, remaja yang mengkonsumsi alkohol, populasi penduduk yang tidak melakukan olahraga atau gerak tubuh dan angka populasi yang tidak makan sayur dan buah itu meningkat," jelas Yanti saat dijumpai di Jakarta Selatan, Selasa.

Baca juga: Studi: Minum teh setiap hari turunkan risiko diabetes

Angka obesitas pun tinggi. Akibatnya angka-angka katastropik (penyakit yang dapat dikategorikan parah dan membutuhkan perawatan baik rawat inap maupun pemulihan yang berkepanjangan) juga meningkat. Jadi angka penyakit jantung akibat hipertensi, angka diabetes melitus juga akhirnya meningkat, katanya.

Menurut organisasi International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berada di peringkat tujuh di antara 10 negara dengan penderita diabetes terbanyak, dengan jumlah penderita 10,7 juta orang pada 2019. Sementara berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 dan tahun 2018 menunjukkan bahwa tren prevalensi penyakit diabetes melitus di Indonesia meningkat dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.

Menurut data kesehatan di Indonesia, diabetes melitus, jantung, kanker, stroke, dan penyakit ginjal adalah di antara sembilan penyakit yang menjadi prioritas percepatan transformasi sistem kesehatan.

Baca juga: Dokter: Modifikasi gaya hidup penting untuk penderita diabetes

Untuk menurunkan angka pengidap penyakit-penyakit tersebut, Yanti pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengatasi bagaimana caranya agar remaja tidak mendekati alkohol dan rokok. Artinya, masyarakat pun perlu lebih menerapkan perilaku hidup sehat.

Tak hanya itu, skrining terhadap penyakit juga penting untuk dilakukan. Dengan demikian, pasien pun dapat mengetahui lebih awal tentang penyakitnya agar dapat segera ditangani.

"Bukan berarti kita tidak menangani penyakit yang lain ya. Tapi yang high cost, high risk, dan high volume itu menjadi bidikan utama dalam percepatan perubahan dari sistem kesehatan kita. Jadi ya gimana caranya supaya remaja kita tidak mendekati rokok dan alkohol. Artinya perilaku hidup sehat adalah yang utama harus diusung," ungkap Yanti.

Kemudian, skrining terhadap penyakit juga harus dilakukan. "Jadi dalam transformasi layanan primer, memang kita agak mengubah konsep pelayanan yang biasa kita lakukan," katanya.

Baca juga: Ahli sebut banyak orang tak sadar miliki kebiasaan makan berlebih

Baca juga: Perempuan hamil yang diabetes diimbau cek kesehatan mata sejak dini

Baca juga: Dokter: Jaga kondisi agar diabetes tidak sebabkan komplikasi mata

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022