perilaku sederhana yang memiliki dampak luar biasa
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan mencuci tangan pakai sabun efektif mencegah penyakit menular di tengah pandemi COVID-19 dan cuaca ekstrem seperti saat ini.

"Kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) telah terbukti menjadi perilaku sederhana yang memiliki dampak luar biasa dalam pencegahan penyakit menular. Kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan edukasi CTPS sebagai salah satu pilar penting di dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat," kata Menkes dalam siaran pers Lifebuoy pada Rabu.

Hal itu dia sampaikan terkait peringatan Hari Mencuci Tangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 Oktober. Menurut dia, membangun kebiasaan mencuci tangan menjadi penting seiring kembalinya anak-anak beraktivitas di luar rumah seperti ke sekolah atau bermain, mereka menjadi rentan untuk terkena penyakit.

"Melalui penanaman kebiasaan CTPS, maka orang tua telah memberikan modal penting bagi anak untuk tidak hanya melindungi kesehatannya sendiri, namun juga orang-orang di sekitarnya," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan dengan menanamkan CTPS, maka akan bisa mencegah penularan COVID-19 yang saat ini masih terjadi. "Meskipun angka kematian sudah sangat menurun. Selain itu, CTPS juga dapat membantu mencegah penyakit-penyakit menular yang lain."

Prof. Dr. Zubairi lantas menjelaskan ada lima momen penting untuk CTPS yakni sebelum makan, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, setelah dari toilet, dan ketika pulang ke rumah .

"Mari budayakan kebiasaan ini, terutama untuk anak-anak," katanya.

Menyadari bahwa menanamkan kebiasaan baik pada anak harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, setiap tahunnya Lifebuoy merayakan Hari Cuci Tangan Sedunia melalui tema-tema yang menarik dan relevan bagi anak. Melanjutkan kampanye "C untuk Cuci Tangan" yang diangkat tahun lalu, tahun ini Lifebuoy menghadirkan kampanye #JuaraCuciTangan untuk terus memperkuat pesan CTPS di lima momen penting melalui sepak bola; olah raga yang digemari 77 persen masyarakat Indonesia dari berbagai usia, termasuk anak-anak.

Dalam kampanye ini, Lifebuoy merangkul sejumlah pelatih dan pemain sepak bola nasional dan ribuan siswa Sekolah Dasar di Jabodetabek untuk menyiapkan anak Indonesia menjadi agen perubahan yang dapat menyebarluaskan pentingnya CTPS di lingkungan mereka masing-masing.

Saat ini kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS masih harus ditingkatkan. Data BPS 2021 menunjukkan bahwa bahkan di tengah pandemi, hanya 75,38 persen masyarakat yang menunjukkan kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS, artinya masih diperlukan edukasi berkelanjutan untuk menjadikan CTPS sebagai prioritas dalam kebiasaan sehari-hari.

"Sejak 2004 Lifebuoy telah memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan dan fasilitas CTPS yang memadai, dimana salah satu agenda yang rutin kami lakukan adalah menyebarluaskan edukasi pentingnya Cuci tangan," kata Erfan Hidayat, Head of Skin Cleansing PT Unilever Indonesia, Tbk.

Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia mengatakan sepak bola merupakan instrumen
terbaik untuk menanamkan pendidikan kebiasaan baik terhadap anak.

"Melalui sepak bola anak belajar untuk disiplin dan konsisten berlatih agar bisa menjadi juara. Jika dihubungkan dengan kebiasaan CTPS, anak jadi terbiasa untuk lebih disiplin dan konsisten membersihkan diri sebagai ritual yang tidak terlepaskan dari bermain sepak bola. Selain itu, sepak bola juga mengajarkan anak tentang pentingnya teamwork untuk mencapai tujuan. Terkait kebiasaan CTPS, anak jadi memahami pentingnya kerja sama dalam saling mengingatkan teman atau anggota keluarga agar rutin mencuci tangan sehingga tujuan bersama dapat tercapai, yaitu untuk terhindar dari penyakit."

Untuk menyebarluaskan kampanye ini, Lifebuoy menggelar rangkaian kegiatan secara online maupun offline dengan mengajak pelajar SD di Jabodetabek untuk mengirimkan video tentang cara kreatif menerapkan CTPS di 5 Momen Penting.

Mereka yang mengirimkan video paling kreatif berhak mendapatkan coaching clinic dari pelatih Tim Nasional U-17 Bima Sakti.

Rangkaian kegiatan coaching clinic akan direplikasi ke 5 kota lainnya (Bandung, Solo, Semarang, Bali, dan Medan) hingga 2023.

Baca juga: Menkes: Cuci tangan pakai sabun bagian terpenting tekan kematian bayi

Baca juga: Cuci tangan pakai sabun minimalkan penyebaran infeksi

Baca juga: Hari Cuci Tangan Pakai Sabun dorong penerapan gaya hidup sehat

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022