Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah menggencarkan edukasi kepada masyarakat terkait kasus gagal ginjal akut misterius yang ditemukan pada anak.

Menurut dia, instruksi agar penggunaan obat cair kepada anak dihentikan sementara, dan juga harus disosialisasikan secara masif.

"Pemerintah harus mengedukasi masyarakat secara optimal terkait persoalan ini melalui berbagai strategi komunikasi maupun memanfaatkan ‘platform’ media," kata Puan di Jakarta, Rabu.

Dia menilai kasus gagal ginjal akut misterius kepada anak cukup mengkhawatirkan karena tingginya angka kematian.

Baca juga: IDAI: Perlu investigasi lebih lanjut diagnosa gagal ginjal akut anak

Baca juga: IDAI laporkan gagal ginjal akut pada anak di Indonesia capai 152 kasus


Menurut dia, seluruh tenaga kesehatan harus dipastikan telah memahami untuk menunda sementara waktu pemberian resep obat cair untuk anak dan membantu memberikan edukasi kepada masyarakat.

Dia mengatakan petugas di fasilitas kesehatan menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait fenomena gagal ginjal akut pada anak.

"Edukasi publik juga dapat dibantu aparatur desa serta memanfaatkan kader-kader Posyandu. Edukasi publik ini penting karena masih banyak masyarakat yang belum mengenali gejalanya dan tindakan apa yang harus dilakukan jika anak-anak mengalami gangguan ginjal akut," ujarnya.

Puan mengatakan kesimpangsiuran informasi terkait kasus gagal ginjal akut pada anak harus dihindari karena dapat menimbulkan kepanikan dan ketakutan warga.

Hal itu menurut dia terutama karena banyak informasi yang belum dipastikan kebenarannya yang beredar di masyarakat.

"Karena jika masyarakat tidak mengenali gejala penyakit tersebut, maka penanganan penyakit tersebut akan terlambat dilakukan dan akhirnya berujung pada kematian sebagaimana 11 pasien gagal ginjal akut yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu," katanya.

Dia meminta Komisi IX DPR yang membidangi urusan kesehatan, terus berkoordinasi dengan Pemerintah dalam mengatasi persoalan fenomena kasus gagal ginjal akut pada anak.

Menurut dia, DPR RI mendorong agar riset yang sedang dilakukan pemerintah dapat dengan cepat menemukan penyebab persoalan kesehatan tersebut.

Baca juga: RSCM: Pola makan pasien gagal ginjal akut di bawah kendali orang tua

"Saya juga menginstruksikan kepada anggota DPR RI yang saat ini sedang memasuki masa reses untuk membantu memberi edukasi dan sosialisasi kepada warga serta memantau kasus gagal ginjal akut pada anak di dapil nya masing-masing," ujarnya.

Dia juga mengimbau apotek dan tempat-tempat yang menjual obat pasaran mengikuti arahan dari pemerintah untuk sementara tidak menjual obat sirup anak.

Puan juga menyarankan agar masyarakat melakukan langkah-langkah seperti kompres air hangat, mencukupi kebutuhan cairan, dan menggunakan pakaian tipis apabila anak mengalami demam.

"Apabila langkah-langkah tersebut belum berhasil dan terdapat indikasi bahaya, segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan," katanya.

Sebelumnya, sudah ditemukan sebanyak 206 anak di Indonesia mengalami kasus gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta agar penggunaan obat cair kepada anak dihentikan sementara. Kemenkes juga mengimbau agar penggunaan dan penjualan obat dalam bentuk cair atau sirup dihentikan untuk sementara waktu termasuk di apotek hingga riset terkait kasus gagal ginjal berhasil mengungkap fakta atau temuan baru.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022