Tokyo (ANTARA) - Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang tepat terhadap volatilitas pasar mata uang yang berlebihan, menyusul penurunan yen ke level terendah baru 32 tahun dan menuju batas psikologis utama 150 terhadap dolar.

"Penurunan yen yang cepat dan sepihak baru-baru ini tidak diinginkan. Kami benar-benar tidak dapat mentolerir pergerakan volatilitas yang berlebihan yang didorong oleh perdagangan spekulatif," kata Suzuki kepada parlemen, Kamis.

"Kami akan terus mengambil langkah-langkah yang tepat terhadap volatilitas yang berlebihan, sambil mengamati perkembangan pasar mata uang dengan rasa urgensi yang kuat," katanya.

Pernyataan Suzuki datang setelah yen mencapai 149,91 terhadap dolar dalam perdagangan semalam, terlemah sejak 1990. Greenback berdiri di sekitar 149,84 yen pada awal perdagangan Asia pada Kamis.

Pasar waspada tentang apakah Jepang akan melakukan intervensi di pasar mata uang lagi karena yen jatuh di dekat batas psikologis utama 150 terhadap dolar.

Pemerintah, yang memegang yurisdiksi atas kebijakan mata uang, menghabiskan 2,8 triliun yen (19 miliar dolar AS) dalam intervensi penjualan dolar, pembelian yen bulan lalu ketika pihak berwenang bertindak di pasar guna menopang yen untuk pertama kalinya sejak 1998.

Yen telah jatuh terhadap dolar karena investor fokus pada perbedaan kebijakan antara rencana kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve AS dan janji bank sentral Jepang (BoJ) untuk menjaga kebijakan moneter ultra-longgar.

Sementara memperingatkan bahwa pergerakan yen yang tajam akan merugikan ekonomi, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda pada Rabu (19/10/2022) mengesampingkan kemungkinan menaikkan suku bunga ultra-rendah bank untuk memoderasi tren penurunan yen.

Namun, BoJ menghadapi tantangan baru dalam menjaga suku bunga jangka panjang tetap rendah dengan kebijakannya yang disebut kontrol kurva imbal hasil (yield curve control/YCC), di mana ia memompa uang secara agresif untuk membatasi imbal hasil obligasi 10-tahun sekitar 0 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) 20-tahun naik menjadi 1,140 persen pada Kamis, tertinggi sejak September 2015.

BoJ secara luas diperkirakan akan mempertahankan program stimulus besar-besaran pada pertemuan kebijakan dua hari berikutnya yang berakhir pada 28 Oktober.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022