Jakarta (ANTARA) - Dinas Kebudayaan DKI Jakarta berharap anak muda melestarikan permainan tradisional Betawi lewat pameran yang diselenggarakan di Setu Babakan, Jakarta Selatan.

"Permainan ini ingin kita lestarikan kembali karena anak zaman sekarang kebanyakan main gadget dibanding permainan tradisional seperti di pameran 10 Siklus Kehidupan Betawi," kata Hubungan Masyarakat (Humas) Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPK PBB) Setu Babakan, Risma Nabella di Jakarta, Kamis.

Bella menuturkan ada beragam permainan tradisional dilombakan dalam pameran yang diselenggarakan Setu Babakan pada 15-30 Oktober 2022.

Pada 22-23 Oktober 2022, pihaknya menyediakan lomba permainan tradisional Betawi seperti bolak balik balok, tok kadal, terompah panjang, egrang hingga gunungan.

Menurut Bella, anak-anak nantinya bisa belajar permainan tradisional yang lebih seru daripada sekedar bermain telepon genggam (handphone).

Nantinya diharapkan anak-anak yang mengikuti kegiatan ini bisa mengenalkan budaya Betawi kepada keluarga, teman maupun orang terdekat lainnya.

Baca juga: Pemkot Jakbar gelar lomba permainan tradisional untuk 550 siswa
Baca juga: Permainan tradisional bantu asah kecerdasan anak

Disebutkan lima orang menjadi perwakilan dari setiap 12 sekolah untuk mengikuti perlombaan permainan tradisional ini.

"Kita ingin bangun karakter dari anak-anak supaya jangan fokus ke gadget aja tapi sadar akan lingkungan," tuturnya.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan pun gencar melestarikan nilai budaya kepada anak muda melalui Siklus Masyarakat Betawi di Pusat Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan, Kecamatan Jagakarsa.

"Untuk para anak-anak muda Jakarta untuk tidak menghilangkan nilai-nilai budaya Betawi apa yang sudah tertanamkan dari nyak babeh kita," kata Pelaksana tugas (Plt.) Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Ali Murthadho.

Ali berharap melalui rangkaian kegiatan ini para anak muda bisa menonton hingga menunjukkan bakatnya dalam kesenian dan kebudayaan Betawi.
 

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022