Jakarta (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat kinerja perusahaan makin melesat setelah melakukan transformasi layanan digital sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa di seluruh Indonesia.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan pada semester I-2022, ASDP mengantongi laba bersih konsolidasi Rp340 miliar atau naik 123 persen dibandingkan periode sama 2021 sebesar Rp152,52 miliar.

"Untuk semester II-2022, kami proyeksikan laba Rp202,34 miliar atau 100 persen terserap dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Adapun perusahaan membidik total laba tahun ini sebesar Rp541,06 miliar atau tumbuh 65,82 persen dari laba 2021 sebesar Rp326,30 miliar," katanya.

Demikian pula, dari sisi kinerja operasional, ASDP mencatat pertumbuhan yang signifikan setelah menerapkan transformasi layanan digital.

Shelvy menuturkan transformasi layanan digital tersebut merupakan komitmen ASDP sebagai BUMN dalam meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa.

Menurut dia, pihaknya akan terus mengakselerasi program digitalisasi layanan tiket feri berbasis online baik dengan pembayaran cashless, barcode, maupun e-ticketing sebagai upaya peningkatan kualitas layanan terhadap pengguna jasa di seluruh Indonesia.

Sejak Mei 2020, ASDP menerapkan digitalisasi layanan pemesanan tiket online (e-ticketing) lewat aplikasi dan website Ferizy, khususnya di lintasan utama Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk yang terbukti memberikan kemudahan bagi pelanggan.

"Reservasi tiket online Ferizy ini adalah upaya ASDP bertransformasi di era digital sekarang ini, sekaligus upaya kami untuk terus meningkatkan layanan kepada pengguna jasa. Dengan melakukan reservasi tiket secara online, calon penumpang kini makin dimudahkan dan tentunya aman dalam memesan tiket kapal feri," katanya.

Menteri BUMN Erick Thohir pun memuji transformasi layanan digital melalui Ferizy yang telah dilakukan ASDP sebagai upaya BUMN mengikuti perkembangan zaman.

Menurut dia, dengan Ferizy, ASDP mampu mengatasi persoalan antrean yang terjadi bertahun-tahun di layanan penyeberangan, sehingga secara signifikan menghemat biaya logistik dan mendongkrak pergerakan penyeberangan.

Layanan e-ticketing Ferizy bertujuan mengatur keseimbangan antara kapasitas angkut kapal dan demand penumpang maupun kendaraan di pelabuhan, sehingga penumpang dan kendaraan sesuai kapasitas kapal.

Artinya, penumpang dan kendaraan hanya diperbolehkan masuk ke pelabuhan (check in) sesuai waktu yang telah dipilih saat membeli tiket dan selanjutnya pengguna jasa akan naik ke kapal dengan sistem first in first out (FIFO) setelah check in.

Data ASDP menyebutkan sebelum implementasi Ferizy, pengguna jasa kapal feri cenderung menyeberang pada malam hari dengan perbandingan 61 persen pada malam hari dan 39 persen siang hari, sehingga membuat produksi malam hari berada di atas kapasitas muat rata-rata kapal dan berakibat antrean kendaraan di pelabuhan.

Namun, pada Lebaran 2022, setelah e-ticketing Ferizy diterapkan, pengguna jasa tersebar merata dengan porsi 42 persen malam hari dan 58 persen siang hari di Pelabuhan Merak, Banten, serta 49,7 persen malam hari dan 50,3 persen siang hari di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna jasa tersebar merata di setiap jamnya sesuai jadwal yang dipilih dan kapasitas angkut alat produksi di pelabuhan (flattening the curve).

Sejak diluncurkan pada 2020, jumlah user Ferizy terus mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Pada periode 1 Maret 2020 hingga 31 Desember 2020, pengguna Ferizy tercatat 438.108 user.

Lalu, periode 2021, user Ferizy bertambah 354.700 dan periode 1 Januari hingga 2 September 2022, user bertambah lagi 385.768, sehingga per 2 September 2022 tercatat ada 1.178.573 pengguna.

Sejalan, jumlah penumpang di empat pelabuhan yang menerapkan Ferizy juga meningkat signifikan yakni periode 1 Maret-31 Desember 2020 tercatat 7.004.012 orang, pada 2021 mencapai 11.293.177 penumpang, dan periode 1 Januari-2 September 2022 tercatat 11.659.275 penumpang. Secara total, penumpang periode 1 Maret 2020 hingga 2 September 2022 mencapai 30 juta orang.

Ke depan, menurut Shelvy, ASDP mempertimbangkan penerapan marine operation system (MOS), sehingga seluruh stakeholder mengetahui keberadaan dan kondisi kapal, termasuk penumpang juga mengetahui jadwal kapal.

ASDP juga berencana menggunakan secara optimal internet of things (IoT) di seluruh sistem operasi pelabuhan dengan target selesai pada akhir 2022.

"Kami akan terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi termasuk dalam hal transformasi layanan digital, yang muaranya adalah kepuasan para pelanggan," ujar Shelvy.

Baca juga: ASDP targetkan seluruh pelabuhan tersertifikasi SMK3 dalam tiga tahun

Baca juga: ASDP imbau warga taat aturan naik kapal saat cuaca buruk

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022