upaya penanganan stunting ini merupakan salah satu persiapan Pemkot Batam dalam menyikapi Indonesia emas pada tahun 2045.
Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau menerjunkan 5.684 tenaga pendamping keluarga (TPK) sebagai upaya cegah stunting di daerah setempat.

Wakil Wali Kota Batam yang juga Ketua Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Kamis menyebutkan selain membentuk TPK pihaknya juga bekerja sama dengan 8 perguruan tinggi yang ada di Batam untuk mendukung percepatan penangan stunting saat ini.

"Alhamdulillah tren stunting dalam 2 tahun ini cukup membanggakan. Saat ini hasil dari rekonsiliasi terbaru Kota Batam sudah turun dari 3,8 persen menjadi 2,4 persen. Mudah-mudahan itu dapat terus dipertahankan supaya masa depan anak-anak kita bisa lebih baik lagi," kata Amsakar.

Ia mengatakan upaya penanganan stunting ini merupakan salah satu persiapan Pemkot Batam dalam menyikapi Indonesia emas pada tahun 2045.

"Kami juga memberikan pemahaman yang sangat prioritas kepada tim agar bekerja secara maksimal, karena ke depan yang di perlukan bangsa adalah generasi-generasi tangguh untuk menyikapi Indonesia emas dan bonus demografis," ujar Amsakar.

Dengan demikian ia mengatakan hal tersebut sangat perlu diperhatikan, terutama dalam pemenuhan gizi untuk tumbuh kembang anak.

Lebih lanjut Amsakar menyebutkan dalam waktu dekat Pemkot Batam akan melakukan perjanjian kerja sama (MoU) dengan Kementerian Agama Kota Batam terutama kepada Kantor Urusan Agama (KUA) yang ada di kota setempat.

"Hal itu bertujuan agar KUA dapat berperan aktif untuk mengkomunikasikan serta mensosialisasikan kepada calon pengantin mengenai rumah tangga seperti apa yang akan dibangun, serta berkomitmen dalam proses reproduksi pasca menikah," ujar Amsakar.

Sebelumnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau berupaya menurunkan angka kasus stunting pada balita di Kota Batam menjadi nol persen pada 2024.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau Rohina mengatakan bahwa menurut data Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM) angka kasus stunting di Kota Batam sekarang sudah turun menjadi 2,4 persen dari 6,2 persen pada Februari 2022.

"Hari ini hasil pengukuran seluruh bayi balita itu angkanya 2,4 (persen) tadi (angka kasus stuntingnya). Sehingga kami harapkan di tahun 2024 jangan ada lagi bayi yang stunting," kata Rohina.
Baca juga: Empat perusahaan di Batam berkontribusi penurunan stunting
Baca juga: Pemkot Batam libatkan tokoh agama dalam upaya penurunan stunting
Baca juga: BKKBN tetapkan 28 kelurahan bebas stunting di Kota Batam


Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022