Bandung (ANTARA) -
Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana mengatakan Bandung terpilih menjadi lokasi atau tempat pelaksanaan Konferensi Internasional Ketua Majelis Permusyawaratan, Dewan Syuro Negara-Negara Anggota OKI pada 24-26 Oktober 2023.
 
"Alasan dipilihnya Bandung menjadi tempat konferensi internasional ini karena selain dulu menjadi tempat penyelenggaraan KAA, dulu ada Dasa Sila Bandung yang mempersatukan dan jadi pijakan sejarah. Selain itu, MPR pada tahun 60 sampai 71 pernah berkantor di sana," kata Dodit Ardian Pancapana, di Bandung, Jumat.
 
Pembukaan Konferensi Internasional Ketua Majelis Permusyawaratan akan digelar di Gedung Asia Afrika Kota Bandung.
 
"Lalu ke hotel Pullman. Ada historical walk juga nantinya. Jadi tak hanya geografis tapi historis juga dan ada tinjauan ke museum," kata Dodit.
 
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MPR RI Prof Dr Ma'ruf Cahyono menuturkan jumlah negara OKI yang diundang ke konferensi internasional tersebut ada 50 negara.
 
Namun yang sudah pasti mengkonfirmasi hadir hingga saat ini sekitar 15 negara di antaranya dari Bahrain, Maroko, Iran, Yaman, Malaysia, Saudi Arabia, Mesir, Pakistan dan lainnya.
 
"Dan ini berkembang terus masih dalam konfirmasi. Jadi ke-15 negara nantinya akan bertambah," kata Prof Ma'ruf saat menghadiri acara Jabar Punya Informasi atau Japri di Gedung Sate Bandung.
 
Ma'ruf mengatakan konferensi internasional ini akan membicarakan urgensi keberadaan forum jadi belum ada isu khusus atau tematik yang akan dibahas.
 
Nantinya, kata dia, kalau semua sepakat pertemuan ini perlu dikuatkan maka akan menjadi alternatif forum.
 
"Jadi konferensi ini tidak mencantumkan tema secara khusus tapi akan membahas orientasi ke depan parlemen yang diperlukan. Selain itu, akan ada joint statement dirumuskan para delegasi di hari terakhir nanti," katanya.
 
Konferensi ini rencananya akan dibuka oleh presiden dan wapres dan dihadiri semua menteri terkait, termasuk akan ada utusan dari berbagai duta besar yang akan bertindak jadi peninjau.
 
"Isu kemanusiaan dan gagasan baru akan muncul dalam pertemuan ini," katanya.
 
Lebih lanjut Prof Ma'ruf mengatakan konferensi ini digelar karena parlemen negara-negara di dunia harus dikuatkan untuk mewujudkan perdamaian dunia.
 
Dia mengatakan gagasan tersebut, kemudian disambut baik oleh Ketua Majelis Syuro Saudi Arabia dan juga Ketua Ketua Majelis tinggi di Maroko.
 
"Ini yang melatari, kemudian dari Saudi Arabia maupun Maroko menyarankan memberi masukan untuk segera dilakukan langkah-langkah. Termasuk kajian-kajian agar ada parlemen-parlemen sejenis MPR atau dewan di dunia sehingga nanti bisa dilakukan langkah-langkah yang lebih konkret," kata dia.

Baca juga: Ketua MPR sebut PPHN pastikan kesinambungan pembangunan IKN Nusantara

Baca juga: Hari Parlemen dan momentum benahi tingkat kepercayaan pada legislatif

Baca juga: Ketua MPR dorong DPR dan Pemerintah selesaikan revisi UU Desa
 
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022