Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.100 santri secara nasional mendapatkan pendidikan dasar mengenai keamanan siber atau cyber security hasil kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam rangka merayakan Hari Santri Nasional di 2022.

Pelatihan itu dilakukan secara hibrid, tersedia secara daring untuk 1.000 santri dan secara luring di Jakarta yang diikuti 100 santri.

"Kita harapkan dengan meningkatkan talenta-talenta digital di seluruh Indonesia khususnya lewat Pondok Pesantren dan terutama para santri-santri. Kita bisa memiliki kekuatan besar untuk menguatkan pertahanan di dunia siber serta ekonomi nasional. Tentunya hal itu semua bisa menyejahterakan kita semua," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto saat ditemui di Jakarta Pusat, Sabtu.

Baca juga: Cak Imin: Sebagai masa depan bangsa santri perlu dukungan Pemerintah

Pelatihan ribuan santri itu akan memakan waktu selama tiga hari lamanya dengan pelatihan yang diberikan langsung oleh para praktisi yang berasal dari Kementerian Kominfo serta Badan Siber dan Sandi Negara.

Pemberian edukasi kepada para santri untuk bisa lebih aman ketika berselancar di ruang siber itu merupakan wujud nyata untuk menciptakan masyarakat digital sesuai visi Indonesia memenuhi peta jalan digital 2021-2024.
 
Pembukaan acara pelatihan keamanan siber bagi para santri dari Kementerian Kominfo dan BSSN diikuti oleh Kepala Badan Litbang dan SDM Kemenkominfo Hary Budiarto, Ketua LPOI Said Aqil, Kepala BSSN Hinsa Siburian, dan Direktur Telematika BIN Nur Djatmiko di Hotel Milenium, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022). (ANTARA/Livia Kristianti)



Dalam peta jalan digital Indonesia di periode 2021-2024, diharapkan masyarakat Indonesia bisa memiliki kompetensi-kompetensi penting agar bisa memanfaatkan infrastruktur digital yang nantinya berdampak untuk pengembangan ekonomi nasional.

"Nah secara global masyarakat digital ini disebut sebagai Society 5.0. Mereka melakukan aktivitasnya secara digital, data-datanya diamankan di cloud server. Tidak perlu berpergian tinggal mengakses informasi asal ada internet. Otomatis diperlukan juga keamanan siber agar data-data itu bisa diamankan dengan betul. Nah ini butuh pelatihan khusus,"kata Hary.

Hary kemudian menyebutkan untuk bisa menciptakan lebih banyak talenta digital, Kementerian Kominfo pun menggandeng kelompok-kelompok di masyarakat termasuk kelompok santri yang jumlahnya besar di Indonesia.

Ketua LPOI Said Aqil Siroj yang menggalang para santri untuk bisa mengikuti literasi keamanan siber bersama Kemenkominfo juga menyampaikan harapannya agar para santri di Tanah Air bisa semakin aktif secara positif memanfaatkan ruang digital setelah mengikuti pelatihan ini.

"Mudah-mudahan acara pelatihan cyber security para santri ini bisa sukses dan mendapatkan berkah dalam mengejar ketertinggalan. Terus terang saja banyak santri yang masih belum melek digital, mudah-mudahan dengan adanya seminar ini kita bisa memberikan pencerahan kepada mayoritas santri yang ada di Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Ribuan santri di Kota Batam ikuti upacara Hari Santri Nasional 2022

Baca juga: Wapres sebut santri berperan isi kemerdekaan dan pembangunan

Baca juga: Peserta pria diminta pakai sarung dan peci pada upacara Hari Santri

 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022