Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga 
mengemukakan perempuan Khonghucu Indonesia mempunyai peran penting dalam pemberdayaan serta perlindungan perempuan dan anak.

Menteri Bintang mengemukakan hal itu secara daring dalam kongres pertama Perempuan Khonghucu Indonesia (Perkhin) di Jakarta, Minggu.

Staf Ahli Kementerian PPPA Titi Eka Rahayu yang hadir di lokasi kongres berharap hasil kongres nantinya memberi kontribusi positif bagi pemberdayaan perempuan.

“Setelah kongres nantinya banyak kolaborasi antara Kementerian PPPA dengan Perkhin dalam rangka mewujudkan pemberdayaan perempuan secara utuh dan perlindungan perempuan dan anak,” kata Titi.

Ketua Umum Perkhin, Suryani mengatakan, penting bagi organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan membantu anggotanya mengejar ketertinggalan di berbagai bidang.

Baca juga: Menteri PPPA puji upaya NU Women dalam perlindungan perempuan dan anak
Baca juga: Menteri PPPA: Mitigasi kondisi darurat di stadion perlu dievaluasi

Dia mengakui, sampai saat ini Perkhin masih berjuang membantu anggota mengejar ketertinggalan. "Saya berharap organisasi perempuan lain juga ikut berjuang untuk hal yang sama," kata Suryani ​​​​​​​

Dalam kongres bertajuk "Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera, Indonesia, Jaya, Damai di Dunia", Suryani menyatakan komitmennya untuk mendorong anggota agar bisa mandiri.

“Saya ingin membawa Perkhin menjadi organisasi perempuan yang aktif dan mandiri dalam rangka memberdayakan kaum perempuan baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa,” ujar Suryani dalam kongres yang juga dihadiri organisasi perempuan dari lintas agama, sejumlah ormas dan LSM.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Rohaniawan/Pengurus Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi S Tanuwibowo mengatakan, perempuan Indonesia harus mandiri serta mampu melahirkan pimpinan yang solid agar mampu menyejahterakan masyarakat.

“Saya yakin perempuan Khonghucu Indonesia adalah perempuan yang tangguh,” kata Budi.
 

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022