Di sisi lain, 99,6 persen pemasukan dari industri gim di Indonesia secara keseluruhan masih didominasi oleh produk-produk internasional
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) dan pengembang gim lokal Anantarupa Studios menyatakan komitmennya untuk menyokong pertumbuhan kegiatan perdagangan 4.0, khususnya di sektor digital dan ekonomi kreatif melalui esports, demi memperkuat langkah Indonesia menjadi perekonomian digital terkemuka di dunia.

Mewakili pengembang gim lokal, CEO Anantarupa Studios Ivan Chen mengatakan bahwa potensi pasar gim di Indonesia sesungguhnya sangat besar.

Estimasinya, dengan menggaet sepertiga penduduk Indonesia menjadi pemain, pasar gim nasional mampu meraup 1,74 miliar dolar AS atau sekira Rp27 triliun pada 2020, dan angka tersebut diproyeksikan akan terus bertambah menjadi Rp35 triliun pada tahun ini.

Baca juga: Onic Esports tantang RRQ Hoshi di grand final MPL Indonesia Season 10

Sementara, industri esports ditaksir bernilai 1,1 miliar dolar AS pada 2020.

"Di sisi lain, 99,6 persen pemasukan dari industri gim di Indonesia secara keseluruhan masih didominasi oleh produk-produk internasional. Kami melihat ini sebagai sebuah tantangan sekaligus peluang emas bagi pemain lokal," kata Ivan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

"Sebagai pengembang gim lokal dengan perhatian khusus kepada pertumbuhan esports, Anantarupa Studios mengapresiasi inisiatif dan dukungan konsisten yang ditunjukkan oleh PB ESI, kali ini lewat pengenalan gim besutan kami yang berjudul Lokapala kepada audiens nasional maupun mancanegara di Trade Expo Indonesia 2022."

Selain membangun sinergi yang lebih erat dengan pemerintah dan seluruh ekosistem esports yang dinaungi oleh PB ESI, Anantarupa Studios juga siap mengembangkan dan mengkolaborasikan kekayaan intelektual (intellectual property/IP) dengan berbagai sektor industri.

"Harapannya, industri gim yang terbukti resilien terhadap krisis ekonomi dapat menjadi salah satu ujung tombak pemulihan dan bahkan pertumbuhan ekonomi yang dahsyat pada masa mendatang, terlebih dalam membangun perekonomian digital nasional yang tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing di kancah global," ujar Ivan.

Ketua Bidang Atlet, Prestasi & IT PB ESI Ricky Setiawan turut menggarisbawahi keseriusan PB ESI untuk mendorong kontribusi pemain lokal terhadap industri esports Tanah Air.

Baca juga: RRQ Hoshi amankan tempat di grand final MPL Indonesia Season 10

Ricky berharap munculnya kreator-kreator seperti Anantarupa Studios dan pengembang-pengembang gim lokal lainnya dapat memacu lebih banyak talenta negeri untuk ikut berkarya dan menjadi unggulan baik di kancah nasional maupun internasional.

"Di bawah kepemimpinan Ketua Umum Budi Gunawan dan Wakil Ketua Umum Bambang Sunarwibowo, komitmen PB ESI bermuara kepada sebuah keniscayaan bahwa esports tidak hanya merupakan cabang olahraga yang kompetitif, mendidik, namun juga sebagai industri yang menciptakan nilai ekonomi signifikan bagi ekosistem di sekitarnya," kata Ricky.

Untuk itu, PB ESI senantiasa mendorong kalangan muda Indonesia untuk ikut andil dalam mengembangkan industri esports melalui potensi, prestasi dan kreasinya."

Ricky menambahkan PB ESI terus mendorong keberadaan gim-gim lokal di ranah kompetisi nasional maupun internasional dengan harapan agar Indonesia tidak lagi hanya menjadi negara pengimpor, tetapi juga memproduksi gim-gim karya anak bangsa yang diwarnai identitas Indonesia kepada dunia.

"Bersama-sama, mari kita tingkatkan sumbangsih sektor digital dan ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional, dan harumkan nama esports Indonesia di panggung dunia," ujar Ricky.

Mengusung genre multiplayer online battle arena (MOBA) sebagai salah satu kategori terpopuler dalam pertandingan esports, Lokapala adalah gim MOBA Indonesia pertama yang diproduksi oleh Anantarupa Studios. Berbagai tokoh, cerita, serta aspek permainannya terinspirasi oleh kisah sejarah maupun legenda asli Nusantara.

Baca juga: Tujuh tim amankan tiket menuju Grand Final Free Fire Indonesia Masters

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022