Frankfurt (ANTARA) - Biaya pinjaman zona euro turun pada Senin di tengah ekspektasi bahwa bank sentral mungkin memperlambat laju pengetatan moneter mereka awal tahun depan.

Imbal hasil (yields) turun pada Jumat (21/10/2022) setelah laporan media menunjukkan bahwa Federal Reserve, yang akan menyetujui kenaikan suku bunga signifikan lainnya awal bulan depan, beralih ke perdebatan tentang bagaimana dan kapan memperlambat laju kenaikan di masa depan.

Analis fokus pada pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini, yang secara luas diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps) dan langkah-langkah tambahan untuk mengurangi kelebihan likuiditas, yang mungkin mempengaruhi suku bunga pasar.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman 10-tahun, acuan blok tersebut, turun 10 basis poin menjadi 2,33 persen. Imbal hasil Jerman mencapai tertinggi sejak Agustus 2011 pada Jumat (21/10/2022) di 2,532 persen.

"Bunds (obligasi Jerman) memiliki peluang untuk memperpanjang stabilisasi tentatif, juga dengan PMI (data) kemungkinan akan melemah hari ini dan euro rebound," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan kepada klien.

Imbal hasil kawasan euro telah meningkat didorong ekspektasi kebutuhan penerbitan obligasi lebih banyak karena potensi pengeluaran nasional yang lebih banyak untuk mendukung ekonomi negara-negara kawasan sementara ECB mempertahankan sikap kenaikan suku bunganya.

Namun, beberapa analis baru-baru ini berpendapat bahwa perlambatan ekonomi ditambah dengan puncak inflasi utama awal tahun depan mungkin mendukung jeda dalam jalur pengetatan moneter ECB.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) S&P Global untuk Oktober akan dirilis pada pukul 08.00 GMT.

"PMI komposit zona euro untuk Oktober kemungkinan akan turun lebih jauh ke wilayah kontraksi, menjadi 47,5 dari 48,1, menunjukkan kemungkinan yang meningkat bahwa resesi akan dimulai pada kuartal keempat 2022," menurut analis Unicredit.

Imbal hasil obligasi pemerintah Italia 10-tahun turun 13 basis poin menjadi 4,62 persen.

Selisih antara imbal hasil 10-tahun Italia dan Jerman mengetat menjadi 228 basis poin setelah Giorgia Meloni diangkat sebagai perdana menteri wanita pertama Italia dan memilih tim kabinetnya, menetapkan segelnya pada pemerintah paling sayap kanan di negara itu sejak Perang Dunia Kedua.

Menteri ekonominya adalah Giancarlo Giorgetti, menteri pembangunan ekonomi di pemerintahan yang dipimpin oleh mantan presiden ECB Mario Draghi.

Meloni menginginkan seorang teknokrat dan menawarkan jabatan itu kepada anggota dewan ECB Fabio Panetta, tetapi dia menolaknya.

Baca juga: Wall Street ditutup jatuh di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi
Baca juga: Dolar menguat, terangkat yield obligasi dan yen jatuh dekati level 150
Baca juga: Dolar naik lebih jauh di atas 150 yen karena imbal hasil AS melonjak

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022