Jadi kalau profil hutangnya bisa di dorong sepanjang-panjangnya, maka akan jauh lebih baik
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan utang bertenor panjang dan berdenominasi rupiah akan mendukung negara mengelolanya secara lebih optimal dan berkesinambungan.

Menurut dia, saat dihubungi oleh Antara, di Jakarta, Senin, utang berjangka pendek dan berdenominasi valuta asing akan menyebabkan currency mismatch atau risiko ketidaksesuaian mata uang dan maturity mismatches atau kondisi dimana limpahan dana kelolaan jangka pendek tidak bisa diandalkan untuk menutupi pembiayaan jangka panjang.

“Kalau bisa hutangnya jangka panjang, dan sebisa mungkin currency risk-nya di minimalisir,” kata Riefky.

Lanjut dia, untuk mengoptimalkan pengelolaan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperlukan peningkatan quality spending.

“Jadi spending yang produktif, yang menghasilkan tambahan penerimaan negara, itu adalah strategi pengelolaan pembiayaan APBN yang optimum,” kata Riefky.

Kemudian, untuk mengendalikan pembiayaan dari pinjaman maupun investasi, juga perlu diarahkan spending yang lebih produktif.

“Jadi kalau profil hutangnya bisa di dorong sepanjang-panjangnya, maka akan jauh lebih baik,” kata Riefky.

Sedangkan, terkait pembiayaan pembangunan infrastruktur, dia menyampaikan menggunakan surat utang lebih baik dibandingkan melalui pinjaman.

“Karena surat utang mendorong agar negara bisa lebih pruden dalam pengelolaan utangnya, karena kalau tidak pruden akan di punish market dengan reedem,” kata Riefky.

Menurut dia, mekanisme penerbitan melalui surat utang dan obligasi, merupakan mekanisme untuk memastikan prudentiality atau kehati-hatian dalam pengelolaan utang.

Sebagai informasi, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun menjadi sebesar 397,4 miliar dolar AS pada Agustus 2022, dibandingkan sebelumnya sebesar 400,2 miliar dolar AS pada Juli 2022, yang disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta.

Baca juga: BI: Utang luar negeri RI turun, jadi 397,4 miliar dolar pada Agustus
Baca juga: BI: Cadangan devisa September turun, jadi 130,8 miliar dolar AS
Baca juga: PBB minta India gerakkan G20 untuk bantu negara terbebani utang

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022