Jakarta (ANTARA) - Warga di Bali melakukan berbagai persiapan supaya Konferensi Tingkat Tinggi G20 bulan depan bisa berjalan dengan lancar.

"Kami senang. KTT G20 ini untuk kepentingan Indonesia. Terutama karena denyut perekonomian Bali dari pariwisata," kata warga Banjar Penyarikan, Nusa Dua, Yan Ferry, dikutip dari siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin.

Rumah Ferry berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi KTT G20. Dia menceritakan warga Nusa Dua sudah terbiasa membatasi kegiatan mereka supaya sebuah acara bisa berlangsung lancar.

"Kedatangan tamu negara akan menghidupkan kembali pariwisata Bali yang sempat terpukul karena pandemi COVID-19," kata Ferry.

Bali terkenal menjadi tempat penyelenggaraan acara berskala internasional di Indonesia. Sepanjang 2022, sejumlah kegiatan diadakan di Bali, antara lain Vespa World Days 2022, First Bali World Culture Celebration in series with the 44th Bali Arts Festival, Miss Global 2022 dan 12th International Exhibition of Food, Hotel and Tourism Bali.

Tahun lalu, kata Ferry, Nusa Dua juga pernah menjadi tempat penyelenggaraan acara besar. Ketika itu pantai harus steril, juru desa, kata Ferry, mengimbau masyarakat supaya tidak beraktivitas di sekitar pantai.

Gubernur Bali Wayan Koster mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah alias work from home (WFH) dan sekolah secara dalam jaring saat acara puncak KTT G20. Kebijakan itu berlaku untuk wilayah Denpasar dan Kabupaten badung, termasuk Nusa Dua.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya meminta Pemprov Bali untuk mengurangi mobilitas masyarakat selama KTT G20. Kebijakan WFH dan sekolah daring, kata Luhut, bisa mengurangi mobilitas masyarakat dan berimbas pada berkurangnya potensi kemacetan.

Sesuai dengan anjuran itu, salah seorang warga Denpasar Wardatul Jannah memilih tidak beraktivitas ke lokasi yang rutenya bersinggungan dengan lalu lintas yang dilewati peserta KTT G20. Alasan dia adalah supaya tidak mengganggu keberlangsungan acara KTT G20.

"Saya pribadi lebih memilih untuk beraktivitas di rumah. Karena kalau ada acara seperti ini biasanya ada jalan yang pada jam tertentu tidak boleh dilewati. Saya lebih baik di rumah," kata Jannah, yang memiliki usaha sambal khas bali.

Alfani Syukri, warga Bali lainnya, mengatakan masyarakat memang cenderung menghindari lokasi acara besar berlangsung.

"Karena biasanya lalu lintas ditutup satu jam sebelum delegasi datang. Itu jalan akan macet," kata Alfani.

Kementerian Kominfo menjadi penanggung jawab bidang komunikasi untuk Presidensi G20 Indonesia. KTT G20 akan berlangsung di Nusa Dua pada 15-16 November.

Baca juga: Kemenkumham waspadai ancaman dan gangguan jelang KTT G20

Baca juga: Menlu bicara soal KTT G20, kepercayaan dunia, dan dinamika geopolitik

Baca juga: Nuansa Bali sambut delegasi KTT G20

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022