Jakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk membangun jaringan gas bumi (jargas) di Cirebon, Jawa Barat, sebanyak 2.000 sambungan rumah (SR).

Komisaris PGN Warih Sadono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan pembangunan jargas di Cirebon tersebut merupakan bagian dari target pembangunan jargas PGN dengan skema investasi internal sebanyak 400.000 SR di seluruh Indonesia.

"Saat ini, total pelanggan jargas PGN di Cirebon saat ini mencapai 36.718 SR," katanya saat bersama Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar melakukan management walkthrough dengan mengunjungi lokasi pembangunan jargas rumah tangga di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jabar, Selasa.

Kunjungan manajemen Subholding Gas tersebut sebagai bagian pengawasan pembangunan jargas sekaligus memastikan bahwa koordinasi seluruh pemangku kepentingan berjalan dengan baik.

"Membangun jargas rumah tangga memang bukan pekerjaan mudah. Kita harus membangun kerja sama dan koordinasi dengan seluruh stakeholder, termasuk mendorong PGN meningkatkan koordinasi dengan jajaran pemerintahan di wilayah yang akan dibangun jaringan gasnya," ujar Warih.

Ia menambahkan tujuan utama PGN memperluas pembangunan jargas adalah menghadirkan kedaulatan energi untuk negara. PGN berusaha membantu mengurangi ketergantungan negara terhadap energi impor dan mencukupinya dengan gas bumi sebagai produk dalam negeri.

"Keuntungan dari penggunaan gas bumi dibandingkan energi lain adalah lebih efisien dalam biaya penggunaannya. Maka, biaya konsumsi energi masyarakat yang dibayarkan pun bisa lebih efisien," sebut Warih.

Sementara itu, Achmad Muchtasyar menambahkan jargas di Cirebon menggunakan sumber gas PT Pertamina EP. Dengan sumber gas yang cukup dekat, pelanggan di Cirebon cukup agresif untuk menggunakan jargas.

"Diharapkan sebagian warga yang sudah terpasang jargas segera gas in. Kami juga akan mengembangkan gas ke wilayah sekitar Cirebon. Tentunya, setelah pengembangan ke industri, maka akan bertambah ke rumah tangga juga," ujarnya.

Achmad juga mengatakan pihaknya akan memperluas sosialisasi dan edukasi ke masyarakat mengenai gas bumi sebagai energi yang aman, mengingat di masyarakat awam, terdapat pemahaman bahwa semua gas jenisnya sama.

"Jargas lebih aman, mengingat berat jenis gas bumi lebih ringan dari udara, sehingga mudah terurai di udara. Itulah yang menjadi faktor utama dari safety bahwa gas bumi lebih aman. Terkadang gas secara awam dianggap sama semua, padahal berbeda-beda secara berat jenisnya. Untuk jargas menggunakan gas alam (C1 dan C2) yang berat jenisnya lebih ringan dari udara. Ditambah pada jargas diberikan pembau (odorant), sehingga jika terjadi kebocoran akan mudah terdeteksi," jelanya.

Rusti, sebagai salah satu pelanggan gas di RT 07 RW 4 di Kecalatan Plered telah merasakan manfaat dari jargas secara langsung dan menggunakannya untuk usaha katering.

Menurut dia, jargas lebih hemat dibandingkan elpiji 12 kg. Selain itu, jargas menghasilkan api biru, aman, dan lebih nyaman karena pembayaran dilakukan di akhir sesuai penggunaannya.

Selain rumah tangga, PGN juga fokus pada pelanggan kecil atau usaha kecil, komersial, dan industri. Layanan gas bumi untuk pelanggan kecil atau usaha kecil seperti katering, kafe dan restoran, komersial seperti hotel dan mal, dan industri seperti pabrik.

PGN juga fokus untuk terus memperluas pembangunan jargas sebagai energi yang bersih dan rendah emisi.

"Gas alam jauh lebih bersih, ditambah tahun 2060 ditargetkan net zero emission (NZE). Di sinilah sebetulnya peran PGN mengembangkan jargas terhadap regulasi zero emission dan sejalan dengan komitmen dalam tema G20 yang sebentar lagi dilaksanakan. Jadi, jargas sangat mendukung untuk energi transisi," ujar Achmad.

Baca juga: Pemerintah optimistis 300 ribu jaringan gas tersambung pada 2022

Baca juga: Subholding Gas Pertamina tambah jargas 17.500 sambungan di Sumsel

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022