Jakarta (ANTARA) - Jenama Sejauh Mata Memandang (JMM) menghadirkan koleksi "Baur" yang memberikan napas baru bagi bahan tekstil tak terpakai di Jakarta Fashion Week 2023, Pondok Indah Mall 3, Selasa (25/10).

Koleksi “Baur” adalah penanda delapan tahun usia dan perjalanan SMM serta sebuah upaya Sejauh untuk memberi nafas baru bagi berbagai bahan tekstil yang sudah tidak terpakai.

Berbagai bahan tidak terpakai tersebut antara lain seperti: kain perca sisa produksi Sejauh, kain stok mati (deadstock), kain sisa dari berbagai pameran Sejauh sebelumnya, serta kain hasil daur ulang dari pakaian tidak layak pakai (limbah tekstil pasca produksi) yang kemudian diolah, digabungkan dengan benang baru, dan dipadupadankan dengan kain baru sehingga kembali menjadi pakaian baru.

Baca juga: Pandangan Dian Sastro dan Sejauh Mata Memandang tentang "fast fashion"

Limbah tekstil pasca produksi didapat dari program Daur Ulang Sejauh yang bekerja sama dengan Ecotouch, serta didukung para Sahabat Sejauh yang mengirimkan pakaian tidak layak
pakai milik mereka. Bahan-bahan tersebut kemudian didaur ulang melalui berbagai tahapan proses, mulai dari pemilahan bahan, pencopotan kancing dan resleting, pemotongan, pencacahan, dan proses-proses lainnya sampai akhirnya kembali menjadi benang.

Benang hasil daur ulang tersebut kemudian dipadukan dengan benang katun baru sebagai penguat dan ditenun kembali menjadi kain. Proses produksi “Baur” dilakukan di beberapa kota, seperti di Jakarta dan Bandung untuk proses daur ulang, serta di Pekalongan untuk proses penenunan kain. Semua proses produksi dikerjakan dengan menggunakan teknologi yang bertanggungjawab serta melibatkan berbagai komunitas sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2023, Selasa (25/10/2023) (ANTARA/HO-JFW)


Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang menjelaskan dalam siaran resmi, Rabu, “Melalui koleksi ‘Baur’, kami memperpanjang siklus hidup pakaian dan limbah tekstil pasca produksi sehingga tidak menjadi sampah abadi. Kami menyadari bahwa kenyataannya tidak ada produk yang bisa seutuhnya lestari, namun kami terus berupaya untuk lebih bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang kami lakukan dalam berkarya.”

Terdapat 24 look dari koleksi “Baur” yang ditampilkan pada gelaran ini, terdiri dari berbagai baju atasan, kebaya, kain, dan masih banyak lagi yang bernuansa warna putih dan keabuan dengan detail motif khas Sejauh. Dalam gelaran ini, Sejauh Mata Memandang juga melibatkan Titi Radjo Padmaja dalam pembuatan musik yang diputar pada presentasi koleksi “Baur”.

Ajang fesyen tahunan ini juga menjadi saksi mata dari koleksi wastra Indonesia dari perancang Wilsen Willim, kolaborasidengan WBI (Warisan Budaya Indonesia) dan CTI (Cita Tenun Indonesia).

Koleksi keduanya dipamerkan di show DLM bertema "Ode to Mother Earth".

Wilsen tetap mempertahankan ciri khas tailored clean cut-nya untuk menciptakan koleksi yang mudah dipadupadankan.

“Terinspirasi dari koleksi sebelumnya dari WBI, saya menemukan sebuah passion dan ketertarikan baru terhadap wastra Indonesia,” ungkap desainer pemenang ANFA 2015 ini. “Saya harap, koleksi ini dapat diterima sebagai bentuk pemanfaatan yang berbeda terhadap wastra nusantara.”

Baca juga: Sejauh Mata Memandang gelar pameran "Kisah Punah KIta" di ARTJOG

Baca juga: Kisah Sejauh Mata Memandang, mencari peluang dari yang terbuang

Baca juga: Kolaborasi Sejauh Mata Memandang x Dian Sastro di koleksi "Tumbuh"


 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022