Perkembangan dari satu kasus varian XBB itu masih terus dipantau oleh pemerintah, mengingat COVID-19 masih akan terus bermutasi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan ketepatan waktu pemerintah dalam membangun antibodi masyarakat melalui vaksinasi COVID-19 telah melindungi Indonesia dari varian baru XBB.

“Jadi kita beruntung karena 'timing' vaksinasi kita dan waktu Omicron banyak yang kena, terinfeksi, sehingga proteksinya bagus. Selama enam bulan kita sudah tidak ada apa-apa,” kata Budi saat ditemui ANTARA usai Gerakan Nasional Aksi Bergizi 2022 yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Menanggapi naiknya kasus positif COVID-19 yang per Selasa (25/10) kembali naik di angka 3.000, Menkes menyatakan bahwa vaksinasi COVID-19 yang diberikan kepada masyarakat lebih dulu telah berhasil mempertahankanva antibodi semua pihak sampai dengan hari ini dan membuat Indonesia lebih aman.

Kemudian terkait dengan perkembangan penemuan varian XBB, sampai saat ini kasus dengan varian XBB yang baru ditemukan masih satu kasus dan berasal dari Surabaya pada sekitar akhir bulan September 2022.

Perkembangan dari satu kasus varian XBB itu masih terus dipantau oleh pemerintah, mengingat COVID-19 masih akan terus bermutasi.

“Biasanya mutasi dilihat patternya, kalau ada suatu negara yang tinggi penularannya akan jadi bermutasi. Biasanya itu (mutasi) terjadi di bulan Juni-Juli atau di bulan Desember-an,” katanya.

Menurut dia situasi pandemi COVID-19 di Indonesia sudah sepatutnya disyukuri, karena semuanya tetap dalam kendali di saat banyak negara mengalami kenaikan kasus secara signifikan serta menghadapi gelombang COVID-19 lainnya akibat adanya varian baru.

“Indonesia waktu kemarin pada bulan Juli-Agustus kemarin (tidak naik kasusnya), padahal hampir seluruh dunia naik. Hanya beberapa negara saja yang ganaik dan salah satunya itu Indonesia,” katanya.

Meski kondisi tetap terpantau dengan baik, Menkes menekankan bahwa Indonesia tetap masih berpeluang menghadapi varian baru yang lahir akibat adanya mutasi virus. Hal lain yang patut diwaspadai beberapa negara tetangga seperti Singapura sedang kembali menghadapi lonjakan kasus.

Sebelumnya pada Jumat (21/10), ia juga telah mengimbau agar masyarakat dapat memahami situasi dan tetap menjaga protokol kesehatannya, segera melengkapi dosis vaksin COVID-19 dan mematuhi semua kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah sebagai bentuk kerja sama dalam menghadapi pandemi.

“Kalau nanti di Februari 2023 (kasus positif) kita rendah, itu artinya kena benar-benar bisa mengendalikan pandemi. Tapi risiko tetap ada di bulan Februari, itu sebabnya kenapa boosternya kita kasih lagi di bulan Desember 2022 dan Januari 2023,” kata Budi Gunadi Sadikin.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 sampai dengan Selasa (25/10) pukul 12.00 WIB, kasus positif di Indonesia mengalami kenaikan 3.008 kasus sehingga totalnya ada 6.475.672 kasus. Penambahan juga terjadi pada kasus aktif yang kini ada sebanyak 19.915 kasus, meningkat 1.230 dari hari sebelumnya.

Sementara korban jiwa akibat COVID-19 sudah menyentuh 158.475 jiwa, setelah bertambah 21 jiwa. Adapun jumlah pasien sembuh dari COVID-19 terus mengalami perbaikan menjadi 6.297.282 pasien, meningkat 1.757 pasien.

Baca juga: Menkes: Perkuat prokes sebab COVID-19 varian XBB sudah ditemukan di RI

Baca juga: Pakar: Kelangkaan vaksin dan minim pelacakan bahayakan RI hadapi XBB

Baca juga: Kemenko PMK: Varian XBB ingatkan masih perlunya disiplin prokes

Baca juga: PDPI: Masyarakat perlu tetap disiplin memakai masker cegah XBB


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022