Singapura (ANTARA) - Dolar mendekati level terendah lebih dari satu bulan terhadap sekeranjang mata uang utama di sesi Asia pada Kamis sore, di tengah meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve AS akan beralih ke kenaikan suku bunga yang kurang agresif untuk meredam risiko resesi.

Euro mencapai tertinggi 1,00935 dolar menjelang kenaikan suku bunga ECB yang diharapkan di akhir sesi, sementara sterling berada di 1,1645 pada awal perdagangan Asia, keduanya tertinggi sejak 13 September, meskipun mereka kemudian memangkas kenaikan dan masing-masing turun sekitar 0,1 persen.

Sementara itu, yen memperoleh beberapa pijakan menjelang keputusan kebijakan Jumat (28/10/2022) oleh bank sentral Jepang (BoJ), naik ke 145,11 per dolar, tertinggi sejak 21 Oktober.

Yen terakhir naik 0,72 persen pada 145,35 per dolar, mungkin didukung oleh beberapa spekulasi tweak kebijakan oleh BoJ, meskipun sebagian besar analis memperkirakan akan mempertahankan suku bunga ultra-rendah stabil.

"Pada dasarnya, ada faktor yang masih mendukung dolar AS: perbedaan suku bunga, fakta bahwa Fed masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank.

"Tapi tentu saja dalam waktu dekat, mengingat berapa banyak telah diperhitungkan, kami telah melihat sedikit retracement dalam dolar ... Perasaan kami adalah bahwa ini adalah sedikit konsolidasi dari pergerakan baru-baru ini daripada perpanjangan penurunan dolar lebih lanjut."

Menjelang pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu depan, pasar masih memperkirakan kenaikan 75 basis poin, meskipun sentimen membangun bahwa Fed akan memilih kenaikan yang lebih kecil pada Desember.

Data perumahan yang dirilis minggu ini, yang menunjukkan bahwa harga rumah keluarga tunggal AS merosot pada Agustus dan penjualan rumah keluarga tunggal baru AS turun pada September, memberikan lebih banyak bukti bahwa siklus pengetatan agresif Fed sudah memperlambat ekonomi. Semalam, bank sentral Kanasa (BoC) mengumumkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari perkiraan dan mengatakan semakin dekat dengan akhir kampanye pengetatan bersejarahnya.

Dolar Kanada terakhir diperdagangkan pada 1,3547 per dolar AS.

Terhadap sekeranjang mata uang lainnya, indeks dolar AS naik 0,05 persen pada 109,61, setelah turun ke 109,54 di awal sesi, level terendah dalam lebih dari sebulan.

Fokus utama pada Kamis adalah keputusan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB), dengan pasar memperkirakan untuk memberikan kenaikan 75 basis poin.

"Apa yang dikatakan ECB akan menjadi penting," kata Catril dari National Australia Bank.

"Pertanyaannya adalah apakah mereka ingin ... menunjukkan komitmen penuh terhadap mandat inflasi, atau apakah mereka menunjukkan kelemahan atau kekhawatiran dalam hal apa yang tampak sebagai prospek pertumbuhan yang menantang."

Sementara itu, Aussie naik 0,18 persen menjadi 0,6507 dolar AS, karena angka inflasi yang panas memicu tekanan untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral Australia (RBA).

Data yang dirilis pada Rabu (26/10/2022) menunjukkan bahwa inflasi Australia melaju ke level tertinggi 32 tahun pada kuartal terakhir.

Westpac mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya memperkirakan RBA akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada November, dan sekarang memperkirakan suku bunga kebijakan mencapai puncaknya pada 3,85 persen pada Maret, setelah sebelumnya memperkirakan akan mencapai 3,6 persen.

Kiwi naik menjadi 0,5870 dolar AS, tertinggi dalam lebih dari sebulan, dan terakhir naik 0,48 persen pada 0,5859 dolar AS.

Baca juga: Wall Street bervariasi, indeks S&P 500 berakhir lebih rendah
Baca juga: Minyak berlanjut naik di Asia karena permintaan kuat, pelemahan dolar
Baca juga: Emas terangkat 11,20 dolar didukung penurunan dolar dan imbal hasil AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022