Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng Bukit Menoreh meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor.

Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana di Kulon Progo, Kamis, mengimbau masyarakat selalu waspada potensi bencana hidrometeorologi karena hujan masih akan berlangsung hingga Maret 2023 di mana hujan diprediksi dengan intensitas tinggi.

"Masyarakat Kulon Progo yang tinggal di lereng-lereng selalu waspada. Penduduk setempat sudah tahu keadaan lingkungannya. Kami minta masyarakat selalu waspada dan perhatikan aliran-aliran air. Kalau ada perbedaan dengan sebelumnya. Hal ini menjadi kewaspadaan bersama," kata Tri Saktiyana.

Ia mengatakan Pemkab Kulon Progo, dalam hal ini BPBD Kulon Progo tidak bisa menyebutkan lokasi aliran-aliran air yang menyebabkan tanah longsor yang ada di Kulon Progo utara ke barat.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo waspadai potensi penyebaran COVID-19 varian baru

Baca juga: Jalan menuju Objek Wisata Kedung Pedut di Kulon Progo tertutup longsor


"Kami harapkan masyarakat dan tokoh masyarakat mewaspadai sesuatu yang aneh," katanya.

Tri Saktiyana mengatakan Pemkab menyiapkan anggaran lebih dari Rp4 miliar, dan hingga saat ini terpakai Rp2 miliar, tersisa sekitar Rp2 miliar. Mudah-mudahan anggarannya cukup hingga akhir tahun nanti.

"Kalau anggarannya tidak cukup, akan kami carikan pendanaan lewat jalur lain," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi mengatakan Pemkab Kulon Progo mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Kulon Progo Nomor 348/C/2022 tentang Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor untuk percepatan penanganan bencana.

"Kami berharap tidak ada kasus kejadian besar di Kulon Progo dampak bencana hidrometeorologi. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Ia mengatakan kecamatan dengan potensi ancaman bencana tanah longsor paling tinggi, yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dan sebagian Pengasih.

"Kami sudah mengimbau masyarakat untuk selalu waspada pada ancaman bencana tanah longsor, ketiga terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama, kami imbau masyarakat mengungsi ke tempat lebih aman," katanya.*

Baca juga: AP I - BMKG gelar latihan kesiapan menghadapi tsunami di Bandara YIA

Baca juga: 10 kampung siaga bencana di Kulon Progo-DIY diaktivasi Mensos

Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022