Jakarta (ANTARA) - Sejumlah tim rival Red Bull pada Sabtu menyatakan hukuman yang diberikan atas pelanggaran batas bujet 145 juta dolar AS untuk musim lalu "sangat terbatas" dan kemungkinan tak memberikan efek jera bagi tim yang melanggar.

Ferrari, Mercedes, dan McLaren menjadi tiga tim yang vokal menyuarakan keberatannya tersebut menyusul keputusan federasi otomotif internasional FIA yang menjatuhkan denda tujuh juta dolar kepada Red Bull serta pemotongan 10 persen alokasi waktu riset aerodinamika bagi tim juara dunia itu.

Bos tim Red Bull Christian Horner pada hari sebelumnya mengatakan sanksi tersebut "sangat besar" dan "keras", gambaran yang justru dicemooh oleh sejumlah pihak di paddock Grand Prix Meksiko.

Direktur balap Ferrari Laurent Mekies seperti dikutip AFP mengatakan tim Italia itu merasakan hukuman tersebut tidak sepadan dengan pelanggaran yang dilakukan.

Sedangkan bos tim McLaren Andreas Seidl sangat kecewa dengan hasil itu sehingga ia tidak mau mendengarkan reaksi Horner.

"Saya tidak mendengarkan itu karena saya bisa membayangkan itu satu lagi dongeng belaka," kata Seidl. "Saya tak tertarik dengan itu.

"Pada akhirnya, sisi positifnya, saya kira bagus melihat FIA melakukan tugas yang baik dalam hal audit. Sembilan tim mematuhi aturan itu dan jelas satu tim melakukan pelanggaran, jadi itu hasil yang positif.

"Tapi, sisi negatifnya, juga jelas bahwa, dari sudut pandang saya, penalti itu tidak pas dengan pelanggarannya. Saya berharap ke depan kita memiliki penalti yang lebih berat diterapkan."

Baca juga: Red Bull kena denda tujuh juta dolar karena langgar batas bujet F1

Kepada Sky Sports Italia, Mekies menggambarkan apa yang bisa dilakukan suatu tim dengan kelebihan setengah juta dolar hingga tiga juta dolar dalam anggarannya per musim.

"Dia juta adalah jumlah yang sangat banyak dan kami telah mengutarakan pendapat kami terkait hal ini," kata Mekies.

"Kami di Ferrari mengira jumlah tersebut sebanding dengan (peningkatan kecepatan) sepersekian detik, jadi mudah memahami bahwa angka-angka ini dapat memberi dampak nyata terhadap hasil dari balapan dan mungkin kejuaraan.

"Soal penaltinya, kami tidak senang dengan itu, untuk dua alasan penting. Yang pertama adalah kami di Ferrari tidak paham bagaimana pengurangan 10 persen dapat sesuai dengan jumlah lap time yang sama.

"Lebih lanjut, ada masalah lagi dalam hal itu, karena tidak ada pengurangan batas bujet dalam penalti, efek dasarnya adalah mendorong kompetitor menghabiskan uang ke tempat lain.

"Akan ada kebebasan mutlak dalam menggunakan uang yang tidak lagi dihabiskan untuk penggunaan terowongan angin karena pengurangan 10 persen tersebut, bisa digunakan untuk memangkas beban mobil atau mungkin ke tempat lain."

Baca juga: Max Verstappen raih kemenangan ke-13, bantu Red Bull juara konstruktor

Horner, sementara itu, mengklaim Red Bull bisa kehilangan setengah detik setiap lapnya pada musim depan dampak dari penalti tersebut, tapi itu dibantah oleh direktur teknis trackside Mercedes Andrew Shovlin.

"Mungkin dua persekian detik paling banyak yang lebih realistis," kata Shovlin. "Mengurangi waktu (di terowongan angin) memang membatasi kebebasan Anda dalam mengembangkan konsep, tapi kami berada dalam regulasi yang dieksplorasi dengan sangat baik saat ini.

"Anda harus benar-benar lebih efisien, tapi apabila disebut setengah detik, yang saya dengar, maka tim yang berada di papan bawah akan lebih lambat tiga detik daripada mereka yang berada di depan dan itu jelas bukan menjadi alasannya."

Bos F1 Stefano Domenicalli bertahan membela hukuman tersebut, dalam sesi wawancara dengan AFP. "FIA telah mengambil keputusan, pada dasarnya teknis, bahwa kami harus menghargai dan sekarang melihat apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan sistem ini," kata dia.

Baca juga: Verstappen kalahkan duet Mercedes untuk pole GP Meksiko
Baca juga: Hamilton incar kontrak jangka panjang Mercedes untuk terus membalap

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022