Singapura (ANTARA) - Harga gandum Chicago melonjak lebih dari lima persen pada Senin pagi, dan jagung naik lebih dari dua persen karena penarikan Rusia dari perjanjian ekspor Laut Hitam menimbulkan kekhawatiran atas pasokan biji-bijian global.

Kontrak gandum paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) melonjak 5,5 persen menjadi 8,75 dolar AS per gantang pada pukul 01.02 GMT, setelah di awal sesi mencapai tertinggi 8,93 per gantang.

Jagung naik 2,2 persen menjadi 6,96 dolar AS per gantang dan kedelai naik 1,0 persen menjadi$14,13 dolar AS per gantang.

"(Pasar) menjadi kewalahan pada awal perdagangan hari ini oleh Rusia yang menangguhkan partisipasinya di koridor biji-bijian Laut Hitam selama akhir pekan," kata Direktur Strategi Pertanian Commonwealth Bank of Australia, Tobin Gorey.

"Pandangan kami adalah bahwa gandum berjangka menambahkan sedikit premi pada harga untuk risiko bahwa koridor akan ditutup."

Baca juga: Harga gandum naik, Industri makanan Jepang lirik tepung beras

Moskow menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan Laut Hitam pada Sabtu (29/10/2022) sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya serangan pesawat tak berawak Ukraina besar-besaran terhadap armadanya di Krimea yang dicaplok Rusia.

Kyiv mengatakan Rusia membuat alasan untuk keluar dari kesepakatan dan Washington mengatakan itu mempersenjatai makanan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Turki, dan Ukraina, mengatakan mereka mendesak maju pada kesepakatan ekspor biji-bijian dengan rencana transit untuk 16 kapal pada Senin.

Pasar gandum sensitif terhadap perkembangan invasi Moskow selama delapan bulan ke Ukraina karena kedua negara tersebut termasuk pemasok gandum terbesar di dunia.

Gandum berjangka mencapai rekor tertinggi 13,64 dolar AS per gantang pada Maret.

Baca juga: FAO: Jutaan orang berisiko kekurangan gizi saat harga gandum melonjak

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022