Jakarta (ANTARA) - Pakar Lingkungan Hidup Roosdiana Irawati mengajak masyarakat untuk menjaga keberlangsungan bumi dengan mendaur ulang limbah sambil meraup Rupiah melalui aplikasi pengelolaan sampah.

“Melalui aplikasi online tersebut dimana kita bisa menghasilkan Rupiah. Jadi dari sampah plastik tadi maka ada nilai ekonomis yang bisa kita dapatkan dari pemilahan yang kita lakukan di rumah,” katanya dalam webinar HUT RSCM 103, Selasa.

Roosdiana atau yang akrab dipanggil Diana menuturkan bahwa setiap manusia yang menghasilkan limbah, mempunyai tanggung jawab untuk mengelola limbah dengan baik.

Jika di lingkungan perumahan tempa tinggal belum memiliki komunal pengelolaan limbah yang biasanya dikelola oleh ibu-ibu atau belum bekerja sama dengan pihak swasta, maka pengelolaan limbah melalui aplikasi dapat menjadi opsi.

“Ada aplikasi aplikasi online untuk daur ulang limbah, bisa didownload melalui Playstore di handphone bapak dan ibu. Aplikasinya tersebar di seluruh, sehingga limbah-limbah plastik yang kita hasilkan ini bisa dikelola,” ujarnya.

Melalui pengelolaan limbah, selain menjaga keberlangsungan bumi, juga dapat mengurangi timbulan limbah dan dapat memperpanjang usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Saat ini timbunan di TPA Bantar Gebang sudah mencapai 40 meter atau setara dengan 16 lantai gedung.

Baca juga: Pengelolaan sampah jadi pemantik kewirausahaan sosial di Kampung Enam

Baca juga: Walhi: Kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah sudah cukup tinggi


“Sampah yang masuk per hari ini 7.800 ton dan sudah terisi sekitar 80 persen dari kapasitas yang ada. Jadi kalau kita tidak mengelola sampah bisa dibayangkan tinggal berapa tahun lagi ini sudah sudah selesai ini TPA Bantar Gebang tidak bisa menerima sampah lagi,” tutur dia.

Lebih lanjut Diana mengingatkan bahwa pengelolaan limbah dimulai dengan menerapkan prinsip 3R, yakni reduce, reuse dan recycle. Masyarakat bisa reduce atau mengurangi sampah dengan mengurangi penggunaan plastik. Misalnya dengan menggunakan botol minum saat memesan minum dan menggunakan kantong belanja sendiri.

Kemudian menggunakan kembali kemasan bekas pakai, seperti menggunakan kembali botol sabun serta recycle dengan mendaur ulang sampah menjadi pot, tas belanja dan sebagainya.

Adapun berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2021, persentase sampah rumah tangga mencapai 40,9 persen dengan komposisi terbesar disumbang oleh sisa makanan dengan jumlah 40,1 persen dan disusul kayu, ranting, kertas plastik dan sebagainya.

Sedangkan berdasarkan wilayah, limbah rumah tangga paling banyak dihasilkan oleh Jawa Tengah dengan total 6 juta ton di 2021. Disusul Jawa Barat dengan 5 juta ton, Jawa Timur sebanyak 4 juta ton dan DKI Jakarta dengan limbah rumah tangga per tahun mencapai 3 juta ton.

Baca juga: DKI dukung warga gunakan enzim ramah lingkungan untuk kelola sampah

Baca juga: WALHI: Perlu ada pengangkutan terpilah untuk pengolahan sampah


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022