Badung (ANTARA) - Forum Agama G20 atau R20 secara resmi dibuka di Nusa Dua, Bali, pada Rabu, yang ditandai dengan penabuhan rebana tamborin di atas panggung oleh beberapa tokoh yang hadir.

“Selamat datang di Bali, sebuah tanah tempat di mana pemeluk Hindu berada yang mengizinkan NU, organisasi Muslim terbesar dan Liga Muslim Dunia, organisasi terpenting di dunia Islam, untuk membawa inisiatif di sini, di pulau ini, dengan semua para pemimpin agama berkumpul dari seluruh dunia,” ucap Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya ketika menyampaikan sambutan dalam pembukaan G20 Religion Forum (R20), Nusa Dua, Bali, Rabu.

Menurutnya, Forum Agama G20 atau R20 merupakan inisiatif yang tulus dan kemauan spiritual yang baik dari orang-orang beragama dari kepedulian yang lebih tulus dari semua pemeluk agama tentang masa depan umat manusia.  

“Kita harus berharap agar prakarsa ini memberikan tempat yang terhormat dan signifikan dalam dinamika global untuk perjuangan umat manusia untuk mencari solusi bagi berbagai masalah dalam dinamika global,” tuturnya menambahkan.  

R20 diinisiasi oleh NU dan diketuai secara bersama dengan Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL).

Sekretaris Jenderal MWL Syekh Mohammed Al-Issa sebelumnya mengaku sangat bahagia atas kerja sama dengan PBNU ini. Ia berharap kerja sama antara MWL dan NU dapat menjadi kerja sama yang permanen.

"Dari sini, dari Bali di Republik Indonesia, platform ini, acara ini, KTT Keagamaan ini (Forum R20) akan diluncurkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan juga untuk mencapai ambisi yang saya emban dan juga ambisi kepresidenan G20-nya," ujarnya.

R20 dihadiri oleh lebih dari 400 undangan dari dalam dan luar negeri. Mereka adalah para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan dari berbagai negara dengan jutaan pengikut.  

Baca juga: Jokowi ajak tokoh agama berkontribusi untuk kurangi rivalitas dunia

Baca juga: R20 hadirkan "nilai tambah" G20 dari Bali

Baca juga: PBNU pastikan R20 berlanjut pada masa presidensi India

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022