Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia naik pada Rabu, dipimpin oleh saham China di tengah harapan pembukaan kembali negara tersebut, sementara dolar merosot karena investor bersiap untuk keputusan kebijakan Federal Reserve (Fed) AS dengan banyak berharap tanda-tanda perlambatan kenaikan suku bunga di masa depan.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,8 persen setelah goyah di awal sesi, dengan saham unggulan China dan saham Hong Kong membalikkan kerugian di tengah harapan bahwa China akan melonggarkan pembatasan COVID.

Indeks S&P/ASX 200 Australia berakhir menguat 0,14 persen, indeks saham unggulan China CSI 300 ditutup terangkat 1,20 persen, Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 2,41 persen, Indeks KOSPI Korea Selatan terdongkrak 0,07 persen. Sementara Indeks Nikkei Jepang berakhir turun tipis 0,06 persen.

Pasar saham Eropa tampaknya akan memperpanjang optimisme hati-hati, dengan pan-region Euro Stoxx 50 berjangka naik 0,5 persen. S&P 500 berjangka AS naik tipis 0,3 persen sementara Nasdaq berjangka naik 0,4 persen.

Catatan yang belum diverifikasi yang beredar di media sosial pada Selasa (1/11/2022) bahwa China merencanakan pembukaan kembali dari pembatasan ketat COVID pada Maret memicu rebound tajam setelah penjualan liar bulan lalu. Tetapi karantina dan gangguan bisnis di China melonjak lagi dan beberapa analis memperkirakan tidak ada perubahan kebijakan besar hingga tahun depan atau bahkan 2024.

Hong Kong mengadakan pertemuan puncak investasi pada Rabu untuk membangun kembali citra kota yang dilanda COVID sebagai pusat keuangan kawasan, dengan Kepala Eksekutif John Lee berjanji akan terus bekerja untuk mencabut pembatasan COVID.

Baca juga: Saham Asia merayap naik, didukung harapan Fed kurangi kenaikan bunga

Pembuat kebijakan China juga menegaskan kembali dukungan mereka untuk Hong Kong dan menyambut investor asing ke kota itu. Indeks Hang Seng melonjak 2,41 persen, setelah melonjak 5,2 persen di sesi sebelumnya.

Bank sentral AS akan merilis pernyataan kebijakannya pada Rabu pukul 14.00 waktu setempat (18.00 GMT), dengan investor bersiap untuk mencermati pernyataan dan komentar dari Ketua Fed Jerome Powell untuk setiap sinyal bahwa pembuat kebijakan sedang mempertimbangkan kenaikan suku bunga.

Pasar secara luas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 75 basis poin (bps) ke kisaran 3,75 persen hingga 4,00 persen, kenaikan keempat berturut-turut.

Namun para pedagang terpecah tentang ukuran kenaikan pada Desember, dengan pasar berjangka memperkirakan probabilitas 44,5 persen untuk kenaikan 50 basis poin, menurut alat Fed CME.

"Kami menduga Ketua Powell akan berusaha sangat keras untuk menghindari mengatakan apa pun yang mungkin disalahartikan sebagai sinyal bahwa penurunan tak terelakkan dalam ukuran pengetatan adalah poros menuju akhir siklus pengetatan," kata Kevin Cummins, Kepala Ekonom AS di NatWest Markets.

Baca juga: Saham Asia goyah, dolar turun jelang keputusan kebijakan Fed

"Mengingat bahwa data terkait inflasi belum menunjukkan tanda-tanda moderasi apa pun, kami lebih condong ke arah pejabat yang menunda memberi sinyal bahwa mereka akan mengurangi ukuran kenaikan dulu."

Cummins memperkirakan Fed akan mundur ke kenaikan 50 basis poin pada Desember.

Semalam sebuah survei menunjukkan lowongan pekerjaan AS secara tak terduga naik pada September, menunjukkan permintaan tenaga kerja tetap kuat meskipun ada kenaikan suku bunga. Itu memicu pembalikan imbal hasil obligasi pemerintah dan mengangkat taruhan pasar pada suku bunga di atas 5,0 persen tahun depan.

Di pasar mata uang, dolar turun 0,2 persen terhadap sekeranjang mata uang utama. Greenback turun 0,5 persen terhadap yen Jepang menjadi 147,6 yen di tengah kekhawatiran intervensi dari otoritas dan likuiditas yang tipis.

Dalam komoditas, minyak naik setelah data industri menunjukkan penurunan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS, menunjukkan permintaan bertahan.

Harga minyak mentah berjangka AS naik 1,4 persen menjadi diperdagangkan di 89,65 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent naik 1,2 persen menjadi diperdagangkan di 95,82 dolar AS per barel.

Harga emas sedikit lebih tinggi, dengan harga spot diperdagangkan pada 1.649,72 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga minyak Asia naik, dipicu harapan permintaan pasca-stok AS jatuh

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022