Manokwari (ANTARA) - Kapolda Papua Barat Inspektur Jenderal Polisi Daniel Tahi Monang Silitonga menyatakan program sinergitas Polri, TNI dan pemerintah daerah Papua Barat sedang difokuskan untuk menyelamatkan 68.988 anak putus sekolah di daerah ini.
 
Hal tersebut ditekankan Silitonga dalam rapat virtual bersama Kapolres jajaran menindaklanjuti program sinergitas pembinaan dan rehabilitasi anak-anak putus sekolah, penyalahgunaan lem aibon, dan anak-anak yang terindikasi adanya penyimpangan di wilayah Provinsi Papua Barat.
 
"Angka putus sekolah di Papua Barat mencapai 68.988 orang. Ini menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab kita bersama untuk mencari solusi terbaik," ujar Kapolda Papua Barat, Rabu, pada rapat sinergitas bersama Pemda Papua Barat, Kodam Kasuari dan diikuti secara virtual para Kapolres jajaran.
 
Kapolda mengatakan, bahwa melalui program sinergitas, maka instansi pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan maupun lembaga rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan zat adiktif memiliki satu konsep dan komitmen bersama untuk selamatkan generasi masa depan Papua Barat.
 
Selanjutnya kepada Polres jajaran, Silitonga berharap 500 personel Bhabinkamtibmas di 11 Polres agar bersinergi dengan para Babinsa dan Pemda setempat untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak putus sekolah.
 
"Saya harap para Bhabinkamtibmas secara aktif melakukan pembinaan terhadap anak-anak putus sekolah dan dilaporkan secara berkala oleh Kapolres," kata Kapolda.
 
Diketahui, salah satu upaya penyelamatan generasi putus sekolah di Papua Barat, Direktorat Binmas Polda Papua Barat telah menjalin kemitraan bersama sejumlah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk memastikan puluhan ribu anak putus sekolah di daerah itu dapat mengikuti pendidikan jalur kesetaraan.

 

Pewarta: Hans Arnold Kapisa
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022