"jadi kami mendukung MBKM walaupun dalam implementasinya ada adaptasi yang disesuaikan dengan kebutuhan..."
Depok (ANTARA) - Direktur Politeknik Negeri Jakarta, Dr. Sc. H. Zainal Nur Arifin menilai kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selaras dengan program yang diterapkan dengan kampus PNJ.

"Program MBKM tentunya dapat meningkatkan softskill yang tidak didapatkan di kampus, jadi kami mendukung MBKM walaupun dalam implementasinya ada adaptasi yang disesuaikan dengan kebutuhan," kata Zainal Nur Arifin di Kampus PNJ Depok, Kamis.

Ia mengatakan setiap perguruan tinggi mempunyai karakter masing-masing sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Contoh kami sebagai politeknik adalah pendidikan vokasi di MBKM ada 8 program sehingga tidak mungkin mahasiswa mengikuti seluruhnya.

"Jadi tergantung fashionnya mahasiswa itu sendiri dan kebutuhan terhadap kurikulum yang ada," jelasnya.

Untuk menyelaraskan hal tersebut katanya digelar Kampus Merdeka Fair Road to Festival Kampus Merdeka 2022 diselenggarakan di Politeknik Negeri Jakarta mulai 2 - 3 November 2022.

Dikatakannya penyelenggaraan Kampus Merdeka Fair merupakan salah satu bentuk dukungan Politeknik Negeri Jakarta terhadap program MBKM yang sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh para mahasiswa.

Di era di mana perubahan terjadi begitu cepat, mahasiswa tidak hanya perlu dibekali hard skill yang dapat dipelajari di kelas saja, tetapi juga soft skill yang berguna pada saat mahasiswa terjun ke dunia kerja kelak.

Pendidikan politeknik pada khususnya dan juga pendidikan di perguruan tinggi pada umumnya harus dapat menyiapkan lulusan-lulusan yang siap kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri.

"Karena salah satu indikator dari keberhasilan suatu pendidikan tinggi dapat dilihat dari daya saing lulusannya. Jangan sampai justru lulusan perguruan tinggi malah menambah angka pengangguran. Program MBKM ini tentu saja program yang sangat baik dalam mengasah kemampuan mahasiswa untuk mendapatkan kemampuan yang dibutuhkan di abad ke-21," kata Zainal.

Politeknik Negeri Jakarta menjadi tuan rumah keempat Kampus Merdeka Fair setelah Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Tanjungpura Pontianak.

"Kampus Merdeka Fair adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk terus memacu peningkatan kuantitas dan kualitas kampus merdeka, dan mewujudkan program kampus merdeka mandiri," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutan yang disampaikan secara daring.

Program flagship MBKM meliputi program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Merdeka (KM), Wirausaha Merdeka (WMK), dan Praktisi Mengajar (PM).

Selain keenam program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini, mahasiswa juga dapat mengikuti program MBKM yang diselenggarakan secara mandiri oleh masing-masing perguruan tinggi, atau yang disebut dengan Kampus Merdeka Mandiri.

"Program MBKM yang diselenggarakan ditujukan untuk memfasilitasi adik-adik mahasiswa agar mereka belajar di luar kampus dan luar kelas mereka, agar mahasiswa meraih berbagai pengalaman dan membangun jejaring dalam rangka menyiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang terampil, kompeten, calon pemimpin bangsa masa depan," ujarnya.
Baca juga: Politeknik Negeri Jakarta siapkan talenta digital berdaya saing global
Baca juga: Politeknik Negeri Jakarta ikuti semua jalur seleksi nasional
Baca juga: Industri sebut lebih percaya lulusan miliki sertifikat kompetensi

 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022