Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin berharap ratifikasi Indonesia dan Uni Emirat Arab (UAE) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) segera tuntas sebelum Presiden UAE Mohammed bin Zayed Al Nahyan menghadiri KTT G20 di Bali, pertengahan November nanti.

"Kita harapkan nanti ketika beliau datang ke Indonesia, detail-detail hasil ratifikasi sudah disepakati," kata Wapres saat memberikan keterangan pers di Hotel Emirates Palace usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden MBZ di Istana Al Shatie Abu Dhabi, Rabu (2/11), sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Tidak hanya dalam bidang ekonomi, kata Wapres, kerja sama dalam bidang pendidikan juga terus ditingkatkan, terutama terkait dengan rencana pembangunan School of Future Studies di Indonesia.

Menurut dia, apabila kerja sama ini dapat diwujudkan, Indonesia akan punya model sekolah yang sangat modern.

"Intinya ilmu-ilmu tentang penguasaan teknologi, ini yang diperlukan oleh kita ke depan," jelas Ma’ruf Amin.

Terkait dengan CEPA, Duta Besar Indonesia untuk UAE Husin Bagis menambahkan bahwa Indonesia dan UAE CEPA merupakan perjanjian dagang yang paling cepat kesepakatannya, yakni hanya 9 bulan, karena didorong oleh kedua kepala negara secara langsung.

Husin mengatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo telah menginstruksikan setelah adanya CEPA, nilai perdagangan Indonesia dan UAE dapat meningkat tiga hingga empat kali lipat ke depan.

Adapun salah satu keuntungan nyata dengan ratifikasi CEPA, kata Husin, adalah peningkatan hasil ekspor Indonesia ke depan.

"Contoh yang paling gampang, UAE mengimpor perhiasan emas dari seluruh dunia itu mencapai 1,5 miliar sampai 2 miliar dolar AS setahun. Dari Indonesia, kurang lebih 200 juta dolar AS, kecil sekali. Dari Singapura mencapai 1,2 miliar dolar AS, kenapa dari Indonesia kecil? Karena Singapura sudah jauh sebelumnya bicara Free Trade Agreement (FTA) dengan UAE," katanya.

Oleh sebab itu, lanjut Husin, dengan adanya CEPA yang memungkinkan adanya FTA, peningkatan ekspor Indonesia ke UAE akan terjadi.

"Tidak hanya emas, tentu ada kelapa sawit, ban, dan lain-lain yang juga akan mengenakan aturan FTA nol persen," ujarnya.

Baca juga: Wapres lakukan pertemuan bilateral dengan Presiden UAE
Baca juga: Presiden Jokowi terima anugerah perdamaian dari ADFP

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022