Batam (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyebutkan pelaku UMKM di Kota Batam Kepulauan Riau memiliki peluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah setempat.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan posisi strategis Kota Batam yang berbatasan antara Malaysia dan Singapura menyebabkan daerah tersebut memiliki sejumlah peluang dalam menggerek pertumbuhan ekonomi.

Ia mengatakan tercatat kurang lebih 170 ribu pelaku UMKM yang ada di Kepulauan Riau dan 81 ribu di antaranya ada di Kota Batam, baru sekitar 1 persen produk UMKM yang berhasil diekspor.

“Kami mencermati sejumlah persoalan klasik menjadi hambatan utama. Pelaku UMKM di Kota Batam dan hampir di seluruh Kepulauan Riau dihadapkan pada masalah legalitas, modal, branding, dan perluasan pasar. Kami ingin menjadi bagian dari solusi bagi UMKM di Kota Bata agar secepatnya dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah,” kata Arsjad dalam keterangan tertulis yang diterima di Batam, Kamis.

Ia menyebutkan ruang untuk pertumbuhan produk ekspor UMKM di Kota Batam masih tergolong tinggi.

Bahkan pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada tahun lalu sebesar 4,75 persen lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 3,7 persen.

"Hal ini ditopang oleh penanaman modal asing (PMA) di kota tersebut yang dominan bergerak di sektor sekunder seperti konstruksi, listrik, dan air. Sementara itu, mayoritas pelaku usaha domestik mendominasi sektor primer dan tersier," kata dia.

Arsjad menjelaskan adapun beberapa inovasi yang dilakukan oleh KADIN untuk mendukung peningkatan UMKM di Kota Batam di antaranya melalui Wiki-Wirausaha platform yang menghubungkan pelaku UMKM dengan pengusaha dan menyediakan berbagai pelatihan serta pendampingan.

Kemudian KADIN Tech Hub yang menjembatani solusi atas persoalan digitalisasi yang dihadapi UMKM, KADIN International Trading House yang menjadi penengah dalam menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar global dan domestik.

"Program lainnya yang baru saja diluncurkan adalah Inclusive Closed-Loop atau pendampingan melekat yang menjembatani pelaku UMKM dengan multi pihak dalam rangka membentuk ekosistem usaha dari hulu ke hilir untuk mendukung peningkatan produksi dan usaha pelaku UMKM," ujar Arsjad.

Menurut Arsjad dengan berbagai inovasi tersebut dapat membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi pelaku UMKM di Kota Batam serta penting untuk membangun semangat kolaborasi atau kegotongroyongan untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM.

“Berbicara soal ekonomi kerakyatan, tidak mungkin lepas dari UMKM. Karena di sanalah denyut kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Kita harus perduli untuk mengangkat kekuatan lokal, menjadi lebih punya ‘power’ ke kancah nasional dan global,” demikian Arsjad.

Baca juga: Kemenperin gandeng Kadin-Astra dukung IKM sektor otomotif

Baca juga: Kadin nilai kerja sama dagang dengan Palestina perlu diperluas

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022