Jakarta (ANTARA) - Thuraya, anak perusahaan layanan satelit seluler dari perusahaan komunikasi satelit Al Yah Satelit PJSC (Yahsat), menawarkan lima solusi dari pemanfaatan komunikasi satelit untuk operasi misi dalam keadaan gawat atau kritis di darat, laut, dan udara.
 
"Kami menghadirkan lima solusi terkait dengan pemanfaatan komunikasi satelit untuk operasi misi kritis di darat, laut, dan udara," ujar Chief Commercial Officer (CCO) Satelit Al Yah PJSC (Yahsat) sekaligus Direktur Utama Thuraya Sulaiman Al Ali dalam wawancara eksklusif di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis.
 
Lima solusi dari perusahaan berbasis di Uni Emirat Arab ini yang ditampilkan pula dalam perhelatan Indo Defence 2022 adalah menghadirkan kemampuan multi-domain, baik di darat, laut, maupun udara; operasi command, control, communication, computer, intelligence, surveillance, and reconnaissance (C4ISR); elemen kesiapsiagaan serta operasi komando dan kontrol; memerangi kesadaran situasional; dan operasi pencarian serta penyelamatan.
 
Lebih lanjut, Assistant Vice President Marketing Communication Thuraya Raouf Khalife menyampaikan detail solusi-solusi dari komunikasi satelit tersebut.
 
Di antaranya, pertama mengenai kemampuan multi-domain, baik di darat, laut, maupun udara. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang bersifat interoperabilitas, yakni kemampuan dari dua atau lebih sistem ataupun komponen untuk saling berbagi pemakaian data atau informasi.

Baca juga: PT DI-Collins Aerospace bekerja sama modernisasi pesawat C-130 TNI AU

Baca juga: PT Karya Logistik Indotama beli 11 unit Pesawat N219 buatan PT DI
 
Dalam menghadirkan kemampuan tersebut, Thuraya menghadirkan Thuraya Push-to-Talk, yakni hub atau terminal yang mengintegrasikan semua perangkat di darat, laut, dan udara menjadi satu platform komunikasi.
 
"Thuraya Push-to-Talk ini mengubah land mobile radio/digital mobile radio (LMR/DMR) yang ada menjadi radio melalui internet protocol (IP) yang dapat didukung penggunaannya oleh sinyal satelit/3G/LTE/LAN," ujar Raouf.
 
​​​Dengan demikian, Thuraya Push-to-Talk juga akan memperluas jangkauan sinyal di luar garis pandang, yang pada awalnya hanya berkisar antara 5-10 kilometer menjadi ratusan kilometer.
 
Pada akhirnya, beberapa kelompok orang ataupun area akan terhubung dan berkomunikasi bersama di platform yang aman, terlindungi, serta tanpa gangguan.
 
Sebelumnya, Thuraya Push-to-Talk pernah disediakan oleh Thuraya untuk membantu Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dalam mencari korban serta puing-puing pesawat Air Asia QZ 8501. Pemanfaatan Thuraya Push-to-Talk ini memungkinkan penggunanya, dalam hal ini penyelamat, untuk segera berbicara dengan penyelamat lain.
 
Berikutnya, Thuraya menghadirkan solusi berupa operasi C4ISR. Raouf mengatakan solusi ini dapat digunakan untuk pemantauan dan pengintaian yang dilakukan di udara menggunakan helikopter, pesawat nir-awak atau drone, dan pesawat bersayap tetap.
 
"Operasi ini dapat mengirim video siaran langsung atau gambar dari udara ke pusat komando. Mereka di pusat komando dapat mengetahui dari jarak jauh bagaimana situasi yang mereka pantau, apakah ada operasi yang membahayakan negara atau aktivitas teroris, dan lain sebagainya," ucap Raouf.

Baca juga: Jokowi saksikan demonstrasi prajurit TNI di Indo Defence 2022
 
Selanjutnya, ia juga menjelaskan mengenai solusi elemen kesiapsiagaan serta operasi komando dan kontrol. Solusi ini memanfaatkan komunikasi satelit yang tangguh saat bepergian. Ia terintegrasi, salah satunya dengan radio taktis melalui internet protocol.
 
Di samping itu, ia dapat pula mengamankan komunikasi suara dan data di lapangan. Raouf mengatakan komunikasi yang ada dalam solusi ini terenkripsi sehingga operasi militer tetap efisien, aman, dan terjamin.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022