New York (ANTARA) - Wall Street turun untuk sesi keempat berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena data ekonomi tidak banyak mengubah ekspektasi Federal Reserve (Fed) akan terus menaikkan suku bunga lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 146,51 poin atau 0,46 persen, menjadi menetap di 32.001,25 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 39,8 poin atau 1,06 persen, menjadi berakhir di 3.719,89 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup tergelincir 181,86 poin atau 1,73 persen, menjadi 10.342,94 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor jasa-jasa teknologi dan komunikasi masing-masing turun 3,00 persen dan 2,83 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 2,04 persen, merupakan kelompok berkinerja terbaik.

Menyusul pernyataan The Fed  pada Rabu (2/11/2022) komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell bahwa "sangat prematur" untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga mengirim saham-saham lebih rendah karena imbal hasil obligasi AS dan dolar AS naik, sebuah pola yang berlanjut hingga Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Saham Asia jatuh, The Fed isyaratkan bunga lebih tinggi lebih lama

Data ekonomi pada Kamis (3/11/2022) menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat, meskipun laporan terpisah menunjukkan pertumbuhan di sektor jasa-jasa melambat pada Oktober, menjaga The Fed pada jalur kenaikan suku bunga yang agresif.

"Bertahun-tahun yang lalu tugas The Fed adalah mengatasi sesuatu yang merusak dan keseimbangan itu selalu merupakan transisi yang sangat sulit, Anda ingin ekonomi melambat untuk menjaga inflasi agar tidak lepas kendali, tetapi Anda ingin pendapatan yang cukup untuk mendukung harga saham," kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey.

Sementara para pedagang secara kasar terbagi antara kemungkinan kenaikan suku bunga 50 basis poin dan 75 basis poin pada Desember, puncak suku bunga dana Fed diperkirakan naik menjadi setidaknya 5,0 persen, dibandingkan dengan pandangan sebelumnya tentang kenaikan ke kisaran 4,50 persen-4,75 persen.

Investor akan mengamati dengan cermat laporan data penggajian nonpertanian (NFP) pada Jumat untuk tanda-tanda kenaikan suku bunga Fed mulai memiliki dampak penting pada perlambatan ekonomi.

Baca juga: IHSG melemah, ikuti bursa Asia yang tertekan keputusan bank sentral AS

Kenaikan imbal hasil membebani perusahaan pertumbuhan megacap seperti Apple Inc yang jatuh 4,24 persen, dan Alphabet Inc kehilangan 4,07 persen serta menurunkan sektor jasa-jasa teknologi dan komunikasi sebagai yang berkinerja terburuk pada sesi tersebut.

Kerugian tertahan di Dow berkat kenaikan di industri termasuk Boeing Co, yang melonjak 6,34 persen, dan kenaikan 2,20 persen pada pembuat alat berat Caterpillar Inc.

Qualcomm Inc dan Roku Inc masing-masing merosot 7,66 persen dan 4,57 persen, setelah perkiraan kuartal liburan mereka turun di bawah ekspektasi.

Dengan sekitar 80 persen perusahaan S&P 500 telah melaporkan labanya, tingkat pertumbuhan diperkirakan mencapai 4,7 persen, menurut data Refinitiv, naik sedikit dari 4,5 persen pada awal Oktober.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,81 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,63 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Saham China ditutup melemah, indeks Shanghai tergelincir 0,19 persen

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022