Orang tua bisa memperhatikan indikator tertera pada popok anak
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi Henny Adriani Puspitasari menyarankan orang tua untuk memantau pola kencing anak secara berkala sebagai langkah antisipasi dini gangguan ginjal akut progresif atipikal yang menyerang anak di bawah usia lima tahun.

"Orang tua bisa perhatikan produksi air seni anak. Jadi bagaimana pola kemihnya, apakah frekuensinya itu berkurang sehari-hari, kemudian apakah jumlahnya berkurang secara mendadak? Karena itu kuncinya kalau gangguan ginjal akut harus mendadak," ujarnya dalam dialog HUT 103 RSCM bertajuk 'Gangguan ginjal progresif akut - apa yang perlu dilakukan orang tua?' yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Henny menuturkan setiap anak mungkin memiliki pola kencing yang berbeda, tetapi umumnya anak-anak terutama bayi bisa kencing sedikitnya 20 kali sehari.

"Orang tua bisa memperhatikan indikator yang tertera pada popok yang anak pakai untuk mengetahui kencing mereka," katanya.

 Apabila 2-3 jam terutama siang hari, orang tua melihat anaknya tidak kencing, maka langkah yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan minum dan meraba perut anak untuk menstimulasi keluarnya air kencing.

Baca juga: 95 persen pasien ginjal akut di RSCM membaik usai diberikan Fomepizole

Baca juga: Kemenkes-BPOM perkuat kolaborasi benahi sistem pengawasan obat


Menurutnya, jika anak usai diberi minum dan diraba perutnya bisa mengeluarkan air kencing, maka anak dalam kondisi sehat.

"Kalau enggak (kencing) coba orang tua lihat lagi 3 jam kemudian atau 6 jam. Kalau enggak keluar juga kencingnya, coba diingat-ingat lagi apa yang terjadi, apa anaknya muntah mungkin atau ada diare, sehingga kurang cairan. Kalau memang meragukan sekali bawa ke fasilitas kesehatan terdekat," terang Henny.

Lebih lanjut ia menjelaskan apabila saat malam hari anak kurang kencing itu karena ada hormon yang mengatur supaya mereka tidak sering bangun pada malam hari.

Jika malam saat anak tidur sampai mereka bangun pagi kondisi popok masih tetap kering, itu bukan berarti anak tidak normal karena hal itu sangat bergantung dengan pola kemih.

"Kalau dari segi jumlah, secara patokan kasar kita menggunakan 1 sampai 2 mililiter per kilogram per jam. Jadi kita bisa konversi berapa banyak anak-anak kita pipis berdasarkan berat badannya," kata Henny.

Selain intensitas kencing dan volume air seni, orang tua juga harus mewaspadai warna air seni anak. Jika warnanya pekat, itu artinya anak kurang minum.

Apabila orang tua melihat warna kemerahan atau keluar butiran-butiran berbentuk kristal, pasir, dan warna pekat kehitaman, itu adalah tanda bahaya. Orang tua harus membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat, ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka kesembuhan pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal terus mengalami peningkatan. Pada 31 Oktober 2022, pemerintah mencatat ada 99 pasien dinyatakan sembuh atau setara 33 persen dari total 304 kasus gangguan ginjal akut.

Angka kesembuhan itu lebih tinggi bila dibandingkan data pada 26 Oktober 2022, sebanyak 39 pasien gangguan ginjal akut telah dinyatakan sembuh atau setara 20 persen.

Kementerian Kesehatan telah mengambil kebijakan antisipatif guna menekan angka kesakitan dan kematian akibat gangguan ginjal akut di Indonesia, salah satunya mendatangkan ratusan vial obat Antidotum (penawar) Fomepizole injeksi dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang.

Baca juga: BPOM temukan 6.001 tautan obat yang berisiko merusak ginjal

Baca juga: Dokter: Gangguan ginjal diawali demam hingga infeksi saluran cerna

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022