Jakarta (ANTARA) - Kepala Puskesmas Kelurahan Tugu Utara 3 Kecamatan Koja Jakarta dr. Endang Sulistyani mengatakan penerapan perilaku “Cerdik” pada masyarakat diharapkan dapat mencegah terjadinya diabetes melitus yang termasuk dalam kategori penyakit tidak menular.

“Dengan melakukan pola hidup cerdik, kita harapkan kita semua bisa terhindarkan dari penyakit-penyakit yang tidak menular, menurunkan risiko terhadap penyakit tidak menular termasuk diabetes melitus,” kata Endang dalam bincang virtual yang disiarkan melalui YouTube Dinkes DKI diikuti di Jakarta, Jumat.

Perilaku “Cerdik” sendiri dikampanyekan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang merupakan singkatan dari cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin beraktivitas fisik dan rajin berolahraga, diet dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, serta kelola stres.

Salah satu komponen dari kampanye perilaku “Cerdik”, yakni cek kesehatan berkala, Endang mengatakan masyarakat di atas 15 tahun dapat melakukannya melalui layanan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang biasanya tersedia di wilayah-wilayah dan bisa diakses secara gratis.

“Posbindu ini tujuannya untuk skrining penyakit tidak menular, skrining faktor risiko penyakit tidak menular. Posbindu ini dikelola dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Jadi dikelola oleh kader bersama-sama dengan ibu PKK di tingkat RW mengadakan kegiatan Posbindu setiap bulannya di wilayah,” kata Endang.

Melalui kegiatan Posbindu, masyarakat bisa melakukan skrining antropometri seperti penimbangan berat badan, tinggi badan, pengukuran tensi, hingga pengukuran kadar gula darah. Dengan kehadiran Posbindu, diharapkan diabetes melitus bisa dideteksi secara dini.

“Kalau seseorang kadar gula darahnya sudah diambang batas atau bahkan sudah melebihi batas lebih dari 200, bisa dilakukan rujukan segera ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dan pengelolaan terpadu,” ujar Endang.

Dia mengingatkan penyakit diabetes melitus tidak bisa disembuhkan akan tetapi dapat dikontrol untuk mencegah perburukan, terutama dengan menerapkan motto “Patuh” bagi penyandang diabetes.

“Patuh” merupakan singkatan dari periksa secara rutin dan ikuti anjuran dokter; atasi penyakit dengan mengonsumsi obat yang sudah dianjurkan dokter secara teratur; tetap melakukan diet dengan gizi yang seimbang; upayakan untuk tetap melakukan aktivitas fisik dan rajin berolahraga; serta hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.

Untuk di Puskesmas Kecamatan Koja, Endang mengatakan pihaknya telah menyediakan program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Penyandang diabetes di kecamatan setempat dapat ikut serta perkumpulan Prolanis secara gratis selama telah menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Masyarakat yang tergabung dalam Prolanis bisa mendapatkan akses pemeriksaan, pengobatan secara terpadu, serta kontrol gula darah secara berkala. Endang menjelaskan pihaknya juga mengadakan pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan HbA1c dan pemeriksaan lainnya setiap enam bulan sekali.

“Penyandang diabetes ini kami kumpulkan dalam suatu perkumpulan. Di sini kami adakan pengelolaan secara terpadu meliputi pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang, dan ada juga kegiatan kelompok bisa berupa edukasi atau penyuluhan kelompok atau bahkan olahraga dan aktivitas fisik bersama,” jelas Endang.

Baca juga: Dokter ingatkan bahaya komplikasi yang bisa muncul dari diabetes
Baca juga: Dokter ingatkan tiga gejala spesifik diabetes yang harus diwaspadai

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022