Kolaka Timur (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajari petani yang ada di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara cara membuat pupuk organik Biosaka yang memanfaatkan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal persawahan.

Mentan Syahrul Yasin Limpo di Kolaka Timur, Minggu mengatakan bahan alami Biosaka adalah ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal persawahan yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

"Ini nggak boleh diambil di tempat lain, hanya di sekitar sawah yang ada, dan ambilnya itu rumputan yang segar yang tidak ada tajam-tajamnya, kemudian tidak lubang-lubang," katanya.

Ia menerangkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pupuk organik Biosaka pertama pemilihan bahan yang tepat yaitu memanfaatkan berbagai macam dedaunan atau rerumputan yang kondisinya sehat, artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan bekas gigitan serangga.

Kedua, proses pembuatan yaitu dengan cara meremas dedaunan atau rerumputan yang telah di simpan dalam sebuah wadah yang dicampur dengan air. Peremasan dilakukan selama 10-15 menit hingga kadar mencapai 500 sampai 600.

"Diremas sampai kadarnya 500 sampai 600. Lebih tinggi lagi lebih bagus. Ini yang penting waktu remas 10-15 menit, nggak boleh naikkan tangan saat diremas-remas. Nggak boleh kasih berhenti baru nyambung lagi, itu nggak boleh," jelas dia menegaskan.

Hal ketiga yang harus diperhatikan petani adalah cara menggunakan pupuk Biosaka yaitu penyemprotan dilakukan di atas tanaman dan tidak disemprotkan secara langsung ke tanaman.

"Cara penyemprotan harus menyemprot ke atas supaya di bawa angin. Kan dicampur air dan tuang ke dalam handsprayer baru disemprotkan ke atas tanaman," jelas Mentan.

Ia mengaku bahwa pihaknya sudah menggunakan pupuk organik Biosaka di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Mentan, Biosaka yang digagas oleh Muhamad Ansar dari Blitar, efisien, dan hemat biaya dalam mengusir atau menekan hama penyakit tanaman dengan demikian bisa meningkatkan produksi pertanian.

"Saya sudah coba di beberapa tempat dan hasilnya memang ndak kalah dengan cairan pupuk yang ada. Hasilnya, faktanya ini sama kita pakai pupuk cair yang ada sekarang. Dan hama juga berkurang, nggak tahu kenapa, ini masih diteliti terus oleh pakar," kata Syahrul Yasin Limpo.

Baca juga: Mentan: puncak panen raya buat stok beras cukup

Baca juga: Mentan apresiasi Sultra tingkatkan produktivitas petani padi

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022