Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra mengatakan bahwa Tari Kuda Lumping telah menarik minat siswa Canberra Grammar School (CGS) Australia pada budaya Indonesia.

"Saya terkejut karena ternyata mereka sangat menikmati berlatih Tari Kuda Lumping," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Nadjib melalui keterangan pers KBRI yang diterima di Jakarta, Senin.

Nadjib mengatakan CGS telah cukup lama bekerja sama dengan KBRI dalam penguatan bahasa dan promosi budaya Indonesia.

"Kami telah melakukan pelatihan membatik dan musik perkusi talempong sebelumnya. Kali ini kami ingin mengenalkan musik gamelan Jawa dan tari kuda lumping," katanya.

Sebanyak 18 orang siswa bersama tiga orang guru dari CGS telah mengunjungi Balai Wisata Budaya di KBRI Canberra pada Senin.

Tujuan kunjungan mereka adalah untuk melakukan tamasya sekolah dan mengikuti kegiatan pelatihan singkat gamelan Jawa dan tari Kuda Lumping.

Katherine Perumal, salah satu guru pendamping dari CGS, mengatakan bahwa di sekolah mereka para siswa telah dikenalkan dengan kebudayaan Indonesia, termasuk kebudayaan Jawa.

"Kami telah mengenalkan budaya Indonesia di dalam kelas. Namun, sepertinya mereka akan jauh lebih memahami jika dapat langsung melihat budaya Indonesia di KBRI Canberra," katanya.

Saat di dalam kelas, para guru, katanya, hanya menyampaikan teori. Dengan mengikuti pelatihan singkat budaya Indonesia, menurut Katherine, para siswa bisa memperoleh pengalaman yang lebih berkesan dan lebih bersemangat mempelajari budaya Indonesia.

Kesan itu juga disampaikan oleh salah satu siswa CGS yang mengikuti pelatihan.

"Tari Kuda Lumping memberi pengalaman yang berkesan bagi saya, karena gerakannya yang dinamis dan cocok untuk anak muda," katanya.

Tari Kuda Lumping disebutkan sebagai tari tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda.

Tarian yang berasal dari Ponorogo itu menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, kemudian dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang dikepang.

Tari Kuda Lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri.

Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.

Baca juga: KBRI Canberra gelar lokakarya budaya Indonesia bagi siswa Australia
Baca juga: KBRI Canberra tawarkan kerja sama sekolah vokasi Indonesia-Australia
Baca juga: Siswa tentara Australia kunjungi KBRI, kenali budaya Indonesia

Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022