Jakarta (ANTARA) -
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebutkan masih terdapat kekurangan sembilan teknologi dalam pengembangan pesawat jet tempur KFX/IFX yang merupakan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan.

"Ada sembilan teknologi yang masih sulit kita dapatkan, tapi oke; sembilan yang kita sulit dapat, tapi kita dapat 48. Jadi, minimal kita ada usaha," kata Prabowo saat memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan" di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

Namun demikian, lanjut Prabowo, hal itu tidak menghambat proses kerja sama pengembangan pesawat tempur generasi 4.5 tersebut.

"Saya kira tidak menghambat," tambahnya.

Baca juga: TNI AU siapkan penerbang pesawat tempur Rafale

Oleh karena itu, dia meminta agar para insinyur, mekanik, dan ilmuwan dari Indonesia harus dilibatkan dalam proyek tersebut. Mantan komandan jenderal Kopassus itu kemudian membandingkan biaya pengadaan jet tempur buatan Prancis Rafale dengan jet tempur KFX/IFX yang harganya separuh lebih murah dari Rafale.

Namun, menurut dia, strategi yang diterapkan dalam pembangunan kekuatan udara di antaranya adalah tetap mengejar kecanggihan, sambil membangun kemampuan dan melengkapi dengan teknologi-teknologi lain.

"Rafale kita kejar, F-15 kita mungkin kejar, kita kejar, tapi sementara kita akan pacu kemampuan kita membuat pesawat-pesawat kita sendiri. Saya yakin beberapa tahun lagi kita akan memiliki pesawat-pesawat tempur yang cukup canggih produksi bangsa kita sendiri," ujarnya.

Baca juga: Kasau: Enam penerbang TNI AU dikirim ke Prancis latihan awaki Rafale

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022