Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat dan dolar melemah pada awal perdagangan Rabu pagi, ketika investor menunggu data inflasi AS serta hasil pemilihan paruh waktu AS yang dapat menandakan pergeseran kekuasaan di Washington, AS.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,45 persen, sementara indeks Nikkei Jepang meningkat 0,2 persen dan indeks S&P/ASX 200 saham Australia terkerek 0,70 persen.

Pasar saham China dibuka datar, dengan Indeks Hang Seng Hong Kong 0,12 persen lebih tinggi.

Saham China melonjak minggu lalu di tengah harapan bahwa pihak berwenang di negara itu akan melonggarkan kebijakan nol-COVID mereka, tetapi meningkatnya kasus COVID-19 telah meredam ekspektasi.

"Terlepas dari semua pembicaraan positif tentang perlahan-lahan melepaskan nol-Covid dan bereksperimen dengan peristiwa yang lebih besar, sepertinya lebih banyak penguncian mungkin akan terjadi," kata kepala penelitian regional ING Robert Carnell.

Sementara itu, harga-harga gerbang pabrik China untuk Oktober turun untuk pertama kalinya sejak Desember 2020, menggarisbawahi permintaan domestik yang goyah dan gangguan produksi di tengah langkah-langkah ketat COVID-19 dan sektor properti yang lesu.

Pada Selasa (8/11/2022), ketiga indeks saham utama AS mencatatkan sesi ketiga berturut-turut di zona hijau.

Hasil pemilihan paruh waktu AS akan memutuskan apakah Demokrat kehilangan atau mempertahankan kendali Kongres di tengah masa jabatan Presiden Joe Biden, dengan investor memperkirakan kemenangan untuk Partai Republik.

Partai Republik secara luas difavoritkan untuk mengambil lima kursi yang mereka butuhkan untuk mengendalikan DPR, tetapi kendali Senat bisa turun ke persaingan ketat di beberapa negara bagian.

Kongres yang terpecah akan mengurangi prospek langkah-langkah dukungan fiskal, yang menyebabkan investor memperkirakan The Fed untuk lebih cepat menjadi kurang agresif dalam menaikkan suku bunga, tulis ahli strategi di Saxo Markets. Mereka menambahkan bahwa hasil seperti itu dapat memicu reli ekuitas dan kemungkinan akan memberikan tekanan ke bawah pada dolar.

Secara historis, saham cenderung lebih baik di bawah pemerintahan yang terpecah ketika seorang Demokrat berada di Gedung Putih, dengan investor menghubungkan sebagian dari kinerja itu dengan kebuntuan politik yang mencegah kedua belah pihak membuat perubahan kebijakan besar.

Hasil awal menunjukkan bahwa beberapa senator Republik dengan mudah memenangkan pemilihan ulang tetapi hasil akhirnya mungkin tidak akan diketahui dalam waktu dekat.

Di dunia kripto, bitcoin turun hampir 1,0 persen pada Rabu setelah meluncur 10 persen menyusul pengumuman bursa kripto Binance bahwa mereka telah menandatangani perjanjian yang tidak mengikat pada Selasa (8/11/2022) untuk mengakuisisi bursa kripto saingannya FTX dalam menghadapi krisis likuiditas yang nyata.

Data inflasi AS yang dijadwalkan untuk dirilis pada Kamis (10/11/2022) juga akan menjadi perhatian investor, dengan para ekonom memperkirakan penurunan angka inti bulanan dan tahunan masing-masing menjadi 0,5 persen dan 6,5 persen.

Dana Fed berjangka telah memperkirakan peluang 67 persen untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Desember, dan kemungkinan 33 persen untuk kenaikan 75 basis poin.

Di pasar mata uang, dolar AS telah berada di bawah tekanan dari taruhan pelonggaran kembali Federal Reserve pada kenaikan suku bunga dan pembukaan kembali China serta mendorong pertumbuhan.

Dolar terakhir diperdagangkan pada 1,1006 dolar per euro dan dibeli 145,20 yen.

Harga minyak sebagian besar tidak berubah di awal perdagangan Asia pada Rabu, setelah turun 3,0 persen di sesi sebelumnya karena kekhawatiran permintaan. Minyak mentah AS baru-baru ini turun 0,01 persen menjadi 88,90 dolar AS per barel dan Brent berada di 95,40 dolar AS per barel, naik 0,04 persen.

Baca juga: Saham China dibuka bervariasi, indeks Shanghai turun tipis 0,03 poin
Baca juga: IHSG diproyeksikan datar di tengah beragamnya sentimen global
Baca juga: Saham Inggris berbalik menguat, indeks FTSE 100 bangkit 0,08 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022