Masyarakat mengonsumsi daging impor selama musim PMK. Sementara masyarakat membutuhkan daging segar agar memperoleh gizi yang berimbang. Saya pikir, sekarang sudah saatnya akses pengiriman hewan ternak itu dibuka kembali,
Tanjungpinang (ANTARA) -

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau meminta Kementerian Pertanian membuka kembali akses pengiriman hewan ternak dari berbagai provinsi ke wilayah itu.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Rabu, mengatakan, saat ini tidak ada lagi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sehingga sebaiknya lalu lintas pengiriman hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing dari Lampung, Jambi, dan Palembang ke Kepri kembali dibuka.

"Masyarakat mengonsumsi daging impor selama musim PMK. Sementara masyarakat membutuhkan daging segar agar memperoleh gizi yang berimbang. Saya pikir, sekarang sudah saatnya akses pengiriman hewan ternak itu dibuka kembali," katanya.

Baca juga: 6.354 ternak di Sulsel sembuh dari PMK

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kepri Muhamad Hasbi mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementan dan BNPB agar bibit hewan ternak dari provinsi penghasil dapat masuk ke Kepri.

"Itu merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri. Kami masih menunggu keputusan dari Kementan dan BNPB," ujarnya.

Ia mengungkapkan peternakan sapi, lembu, kerbau, dan kambing di Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Karimun belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Sejak dulu, bibit hewan ternak itu dipasok dari Lampung, Jambi, dan Palembang, kemudian dibesarkan di sejumlah peternakan di Kepri. Daging dari hewan ternak itu kemudian dijual di pasar.

Di Kepri, kata dia hanya ada dua kabupaten yang memiliki sejumlah peternakan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat lokal yakni Natuna dan Kepulauan Anambas.

"Kami berharap peternakan di Natuna dan Anambas berkembang pesat sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri," katanya.

Baca juga: Kasus aktif nomor 1, Satgas: Perkuat strategi penanganan PMK di Jatim

Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin mengatakan peternak lokal sejak lima bulan terakhir tidak mendapatkan bibit hewan ternak sehingga daging impor laris-manis. Harga daging impor sekitar Rp100.000/kg, sementara daging segar mencapai Rp130.000/kg.

Meski harga daging segar lebih mahal, masyarakat lebih menyukai mengonsumsi daging segar dibanding daging impor. "Kami minta pemerintah kembali membuka akses pengiriman hewan ternak ke Kepri," ujarnya.

Salah satu pedagang sop daging di Tanjungpinang, Hamdan mengatakan sejak Mei 2022 sulit mendapatkan daging sapi segar. "Kami mendapatkan daging sapi segar itu terbatas. Kalau daging sapi impor, konsumen kurang menyukainya," katanya.

 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022