London (ANTARA) - Rubel Rusia diperdagangkan sedikit menurun pada awal perdagangan Rabu, bertahan di dekat 61 per dolar AS setelah sempat mencapai tertinggi satu bulan selama sesi kemarin.

Pada pukul 07.03 GMT, rubel melemah 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan di 61,03 dan telah kehilangan 0,4 persen untuk diperdagangkan pada 61,22 versus euro. Terhadap yuan China, mata uang Rusia turun 0,1 persen pada 8,382.

Rubel Rusia telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini, karena kontrol modal yang ketat telah mendorongnya lebih tinggi meskipun Moskow terkena sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya atas invasinya ke Ukraina.

Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina pada Selasa (8/11/2022), mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk lebih melunakkan kontrol modal, yang memaksa eksportir untuk mengubah pendapatan mata uang keras mereka menjadi rubel dan membatasi penarikan tunai valuta asing.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, datar di 95,35 dolar AS per barel, setelah diperdagangkan di atas 97 dolar AS pada awal minggu.

Kepala Analis Banki.ru Bogdan Zvarich mengatakan rubel bisa memudar di sesi mendatang.

"Mata uang mungkin berada di bawah tekanan setelah koreksi harga minyak kemarin, yang bisa membuat rubel berusaha untuk kembali ke kisaran 61,5-62 terhadap dolar AS," katanya dalam sebuah catatan penelitian.

Indeks saham Rusia turun pada pembukaan Rabu, merosot dari level tertinggi sebulan. Indeks RTS dalam denominasi dolar telah kehilangan 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 1137,1 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 2.203,1 poin.


Baca juga: Rubel turun tipis terhadap dolar, mundur dari tertinggi dua minggu
Baca juga: Turki mulai bayar sejumlah gas Rusia dalam rubel
Baca juga: Rubel Rusia merosot lewati 62 terhadap dolar ke terendah 2-minggu

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022