"Covid masih ada dan mematikan bagi yang berisiko. Jangan sampai menganggap covid tidak berbahaya," kata Rahmad dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Apalagi, katanya, pada 4-8 November, kenaikan kasus COVID-19 sebanyak 2.300 sampai 5.000 lebih kasus. Jumlah pasien yang dirawat ada sekitar 27 ribu lebih, sedangkan yang sembuh 20.749 atau 76 persen.
Catatan pentingnya kata dia adalah lebih dari 32 persen pasien di rumah sakit karena COVID-19 ternyata belum mendapatkan vaksin dan ada 48 persen dari pasien meninggal belum divaksin.
Baca juga: Kemenkes ajak warga vaksinasi penguat seiring kenaikan kasus COVID-19
"Itu besar. Sedangkan 40 persen pasien dengan status berat, sedang, kritis ringan belum divaksin," ucap Rahmad.
Melihat data dan fakta tersebut, Rahmad kembali mengingatkan agar masyarakat segera mendapatkan vaksin booster.
"Perlu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa fungsi vaksin itu dalam rangka menekan sakit parah, juga menekan angka kematian. Itu fungsi vaksin booster, terlebih lagi bagi yang belum vaksin dan ini harus jadi perhatian bersama," katanya.
Selain penekanan terhadap pentingnya vaksin booster, Rahmad juga mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
Baca juga: Sebanyak 65,49 juta penduduk RI mendapatkan vaksinasi dosis penguat
"Artinya kita harus melindungi saudara kita, keluarga kita yang ada punya risiko tinggi, komorbid, lansia. Saya kira tetap dengan protokol kesehatan dan juga vaksin booster," ujar Rahmad.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri juga mengajak untuk menggalakkan kembali protokol kesehatan dan vaksinasi booster pada perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
Baca juga: 10 juta dosis vaksin COVID-19 dalam negeri mulai disuntikkan bulan ini
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.