Sejumlah pembeli dari Amerika Serikat sudah kembali ke Cirebon, Solo, Surabaya dan beberapa perusahaan di Jakarta"
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) meyakinkan bahwa ekspor rotan pada lima bulan terakhir lebih baik ketimbang saat ekspor bahan baku rotan dibuka.

"Sejumlah pembeli dari Amerika Serikat sudah kembali ke Cirebon, Solo, Surabaya dan beberapa perusahaan di Jakarta," kata Sekretaris Eksekutif AMKRI Maulana S Jaelani setelah jumpa pers di Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya terdapat penurunan jumlah ekspor produk rotan akibat penutupan ekspor bahan baku rotan ke luar negeri pada 2011.

Terkait upaya peningkatan produksi mebel rotan, dia menjelaskan, akan didukung oleh sekitar lima perusahaan asal China yang berencana memindahkan pabrik mebel rotan ke Surabaya dan Cirebon.

Selain itu sejumlah perusahaan mebel rotan asal Jerman dan Vietnam juga tertarik berinvestasi di Indonesia, yang rencananya juga bertempat di daerah Surabaya dan Cirebon.

Dengan jumlah investor di bidang mebel rotan tersebut diharapkan bisa meningkatkan nilai ekspor mebel rotan dan menambah lapangan kerja di dalam negeri.

Maulana mengatakan, sejumlah perusahaan tersebut ada yang sudah membeli atau menyewa tanah untuk pabrik dengan nilai investasi untuk satu perusahaan sekitar Rp100 miliar.

Sebelumnya China menjadi kompetitor besar Indonesia dalam penjualan produk turunan rotan.

"Itu karena sebelumnya ada kebijakan pembukaan ekspor bahan baku, sehingga China bisa menjual produknya secara murah ke pasar di AS dan Eropa," kata Maulana.

Dengan murahnya produk rotan asal China maka pangsa pasar Indonesia ke sejumlah wilayah menjadi mengecil.

Menurut dia, sejumlah perusahaan mebel rotan asal China bisa mulai berproduksi di Indonesia pada akhir 2012.

Pada 2011, ekspor produk rotan ke luar negeri mencapai sekitar 200 juta dolar AS dan ditargetkan pada 2012 meningkat sekitar 20 - 25 persen.

Sedangkan untuk periode Januari hingga 25 Mei 2012, ekspor rotan tercatat mencapai 92,3 juta dolar AS yang terdiri dari produk mebel sebesar 69,7 juta dolar AS dan produk anyaman sekitar 22,9 juta dolar AS.

(B019)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012