Bali (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan ketersediaan akses air bersih melalui pembangunan infrastruktur dengan teknologi baru akan mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Kerja sama, pengaturan ilmu dan teknologi baru dalam pemeliharaan sumber daya air sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antar daerah,” katanya dalam acara High Level Experts and Leaders Panel (HELP) Conference Presidensi G20 Indonesia di Badung, Bali, Jumat.

Basuki mengatakan pembangunan infrastruktur dalam rangka menyediakan akses air bersih bagi masyarakat ini merupakan salah satu agenda prioritas Presiden Joko Widodo.

Pembangunan infrastruktur sumber daya air dengan teknologi baru menjadi salah satu agenda prioritas karena diyakini akan mampu meratakan pembangunan antardaerah yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Oleh sebab itu, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan akses air bersih dan sanitasi untuk seluruh masyarakat, mengembangkan pemukiman yang lebih baik dan memulihkan lingkungan dari perubahan iklim.

Terlebih lagi, beban masyarakat menjadi lebih berat setelah kemunculan pandemi COVID-19 hingga meningkatkan kondisi hidup yang lebih buruk termasuk berdampak pada sistem sosial serta ekonomi.

Bahkan saat ini terdapat 2,4 miliar penduduk bumi yang sedang membutuhkan akses ke air air bersih dan sanitasi.

Selain itu, Basuki mengatakan bencana yang dipicu oleh perubahan iklim akan mengakibatkan investasi jangka panjang dalam infrastruktur air sehingga pemerintah terus bersinergi dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi.

Ia menekankan kerja sama dan berbagi ilmu teknologi baru tentang sumber daya air ini akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meratakan kesejahteraan masyarakat.

“Pembangunan infrastruktur (sumber daya air) menjadi salah satu program prioritas Presiden,” tegasnya.

Baca juga: Kementerian PUPR: Pendanaan air bersih bantu pemda dan PDAM

Baca juga: Dunia hadapi krisis air bersih dan pangan

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022