Ini bukan one stop solution, setelah bedah bariatrik tidak bisa hanya santai-santai
Jakarta (ANTARA) - Berat badan berlebihan dapat memicu risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, maka penting untuk menjaga agar tubuh berada di berat yang ideal.

Selain mengurangi berat badan dengan cara berolahraga dan mengatur pola makan, tindakan medis seperti bedah bariatrik serta bedah kosmetik seperti sedot lemak menjadi pilihan untuk memperbaiki penampilan.

Apa bedanya bedah bariatrik dan sedot lemak?

Menurut dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah – Pondok Indah Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B, SubSp. BDig, bedah kosmetik seperti sedot lemak dan bedah bariatrik sangat berbeda.

Baca juga: Mengenal bedah bariatrik, salah satu solusi bebas obesitas

Bedah kosmetik hanya memperbaiki penampilan luar dan tidak memperbaiki kondisi klinis.

"Bedah kosmetik tujuan membentuk tubuh, tapi kami tidak menuju ke sana walau bentuk tubuh pasti akan lebih baik, kami lebih ke menurunkan berat badan dan menurunkan faktor lain seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol," kata Peter dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Bedah bariatrik menangani akar persoalan dengan mengobati pasien obesitas dan penyakit penyertanya.

Cara kerja bedah bariatrik adalah dengan memodifikasi saluran cerna pasien yang menyebabkan makanan tidak melewati usus dua belas jari (Roux en Y gastric bypass) atau melewatinya dengan lebih cepat (sleeve gastrectomy).

Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan hormon GLP-1 yang memperbaiki metabolisme gula oleh insulin. Hal itu kemudian dapat membantu menghilangkan rasa lapar pasien, memodifikasi profil hormon pasien sehingga lebih efektif bekerja, hingga membantu mengurangi kalori yang diserap tubuh.

Tindakan medis ini dijalani oleh penyanyi Melly Goeslaw yang telah berusaha menurunkan berat badan selama dua dekade lewat berbagai metode, namun belum menemukan cara yang ampuh.

Baca juga: Ahli nutrisi sebut konsumsi protein tinggi dapat atasi obesitas

"Sejak tahun 2000 saya sudah mencoba berbagai macam metode untuk menurunkan berat badan, mulai dari diet sehat dengan olahraga, konsumsi obat minum sampai suntikan, bahkan bedah kosmetik untuk mengecilkan beberapa area tubuh," kata Melly.

Kini, setelah hampir empat bulan pascaoperasi, Melly tampil berbeda dengan berat badan 64 kilogram. Dia pun memilih asupan makanan dan minuman sehat dan mengadopsi gaya hidup lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Peter menegaskan bedah bariatrik hanyalah alat untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan tubuh, hasil akhirnya tetap bergantung kepada komitmen pasien untuk tetap hidup sehat.

"Ini bukan one stop solution, setelah bedah bariatrik tidak bisa hanya santai-santai dan ngemil saja di depan TV," kata dia.

Chief Executive Officer (CEO) RS Pondok Indah Group dr. Yanwar Hadiyanto, MARS berharap bedah bariatrik ini dapat menjadi layanan kesehatan terdepan yang dapat meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup para pasien.

"Kami akan terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan yang mengutamakan kebutuhan pasien kami di masa mendatang,” tutup dr. Yanwar.

Baca juga: Dokter sebut perempuan obesitas bisa sebabkan risiko gangguan PCOS

Baca juga: Dokter: Akupuntur bisa bantu atasi masalah obesitas

Baca juga: Dokter sebut konsumsi makanan instan berlebih bisa picu obesitas

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022