Kementerian Perdagangan memiliki tiga fokus kebijakan yaitu stabilisasi dan penguatan pasar dalam negeri, ekspor dan kerja sama internasional serta reformasi birokrasi dan good governance,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan RI menekankan tiga upaya yang menjadi titik fokus kebijakan penggerak ekonomi Indonesia.

"Kementerian Perdagangan memiliki tiga fokus kebijakan yaitu stabilisasi dan penguatan pasar dalam negeri, ekspor dan kerja sama internasional serta reformasi birokrasi dan good governance," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Jumat.

Pernyataan ini merupakan isi sambutan Gita dalam Rapat Kerja di Kantor Kementerian Perindustrian, yang dipimpin Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono Jumat ini.

Menurut Gita, total pertumbuhan perdagangan Indonesia menjadi yang tertinggi bila dibandingkan dengan Australia, China, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, Korea Selatan dan Uni Eropa.

Pada Januari hingga Mei 2012, pertumbuhan perdagangan Indonesia sebesar 8,47 persen sedangkan Australia 8,38 persen, China 7,8 persen dan AS sebesar 7,11 persen.

Lalu nilai pertumbuhan perdagangan Brasil pada periode yang sama mencapai 4,85 persen, Rusia 4,75 persen, dan Korea Selatan 2,24 persen serta Uni Eropa 1,1 persen.

"Ini menunjukkan kalau sektor perdagangan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam menggerakkan perekonomian nasional," kata Mendag.

Selain itu Kemendag juga berupaya untuk meningkatan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan industri lokal Indonesia.

"Kami berharap dengan mendorong hilirisasi, akan banyak sejumlah industri baru yang tumbuh. Tidak hanya untuk industri barang jadi, tetapi juga untuk barang setengah jadi," jelas Gita.

Menurut dia, hilirisasi tersebut dapat mengurangi jumlah impor secara signifikan.

Kemudian untuk upaya peningkatan ekspor dan kerja sama internasional, Mendag berharap dapat meningkatkan ekspor non-migas ke sejumlah negara non-tradisional.

Selain itu Gita mengatakan penyeimbangan ulang ekspor non-migas ke sejumlah negara dengan defisit lebih dari 100 juta dolar AS serta pendekatan kerja sama "South to South" juga menjadi upaya dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia.

Mengingat keaktifan Indonesia dalam sejumlah forum internasional seperti G20, OECD, WTO, APEC, EAST ASIA SUMMIT menjadikan Indonesia memiliki peran yang penting dalam forum tersebut.

Indonesia juga memiliki nilai tambah karena dipandang sebagai salah satu negara dengan kemampuan ekonomi yang terbaik di Asia setelah China dan India.

Terkait upaya kebijakan reformasi birokrasi dan kepemerintahan yang baik, Mendag tengah berupaya meningkatkan Sumber Daya Manusia termasuk sejumlah atase perdagangan dan pejabat dalam Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).

(B019/D012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012