Akses pada ekspertis investor global juga akan memperkuat posisi perusahaan serta meningkatkan kualitas mengacu pada standar internasional
Jakarta (ANTARA) - BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA) menandatangani kerja sama strategis dengan Silk Road Fund (SRF) dan Indonesia Investment Authority (INA) dalam rangka pengembangan industri kesehatan di Indonesia.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, kemitraan transformatif itu disebut sejalan dengan tujuan Pemerintah Indonesia untuk lebih mengembangkan industri kesehatan serta membawanya menuju kualitas dan standar internasional.

Investasi strategis tersebut disebut akan membawa KAEF dan KFA serta industri kesehatan Indonesia ke tingkat selanjutnya.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan, kerja sama investasi itu dapat membuka akses Kimia Farma ke ekspertis dari investor global.

"Akses pada ekspertis investor global juga akan memperkuat posisi perusahaan serta meningkatkan kualitas mengacu pada standar internasional," ujar Pahala.

Kolaborasi para pihak dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA, dengan SRF dan INA.

Total investasi adalah sekitar Rp1,86 triliun untuk 40 persen kepemilikan di KFA, tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat completion.

Investasi tersebut akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional.

Kedua investor juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 Oktober 2022 di Jakarta.

KAEF akan mendapatkan dana untuk mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, menyampaikan bahwa kerja sama investasi itu akan memperkuat struktur permodalan kerja anak usaha dan cucu usaha grup Bio Farma.

"Sebagai holding grup BUMN Farmasi, Bio Farma mendukung setiap wujud nyata investasi dalam pengembangan industri healthcare di Indonesia," ujar Honesti.

Sementara itu, Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengatakan, masuknya investor akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma, dari sisi ritel dan layanan kesehatan, hingga ke luar negeri.

Selain itu, kolaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotek sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai Perusahaan.

"Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan perseroan, sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja perseroan yang lebih baik," ujar David.

Chairwoman of the Board of Directors SRF Zhu Jun menuturkan, kesepakatan tersebut merupakan proyek utama dari kerja sama berkualitas tinggi antara Tiongkok dan Indonesia di bawah Belt and Road Initiative dan merupakan peluang investasi yang menarik.

"Dengan dukungan Pemerintah Indonesia yang kuat dan upaya bersama INA, kami berharap dapat bekerja sama dengan manajemen Kimia Farma dan KFA dalam fase pengembangan perusahaan selanjutnya," ujar Zhu.

Adapun Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah mengatakan, pihaknya optimistis kesepakatan tersebut dapat membuka potensi eksosistem farmasi di Indonesia.

Kimia Farma Group merupakan perusahaan yang secara mumpuni memiliki kapasitas dari hulu ke hilir di seluruh rantai nilai sektor farmasi, dengan lebih dari 1.100 outlet, 400 klinik, dan 70 laboratorium diagnostik.

"Kami percaya kerjasama dengan SRF yang dituangkan dalam perjanjian ini akan mendukung ekspansi perusahaan guna meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia yang kurang terlayani," ujar Ridha.

Sesuai dengan mandatnya, INA berperan untuk menarik investasi, baik domestik maupun internasional, sebagai alternatif pembiayaan non-utang yang akan digunakan untuk mendukung pengembangan bisnis kesehatan berkelanjutan di Indonesia.

Sebagai salah satu sumber pembiayaan alternatif, keterlibatan SRF dan INA mendukung perwujudan kemakmuran jangka panjang bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Holding BUMN Farmasi teken MoU dengan empat perusahaan global

Baca juga: BUMN energi-farmasi-minerba penyumbang peningkatan pendapatan 2021

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022