Jakarta (ANTARA) - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyebutkan penanggulangan air minum di DKI Jakarta yang diduga tercemar limbah domestik masyarakat dilakukan langsung dari sumbernya.

Menurut Kepala Sub Koordinator urusan Perencanaan Geologi, Konservasi dan Air Baku Dinas SDA DKI Jakarta, Elisabet Tarigan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, pasokan air bersih di Jakarta baru terlayani jaringan perpipaan sekitar 65 persen.

​​​"Pencemaran oleh bakteri E.Coli masih memungkinkan terjadi, terlebih air minum yang bersumber dari tanah. Karena itu penanganannya dilakukan dari sumbernya," katanya.

Yakni melakukan penguatan program pengembangan dan pengelolaan air limbah domestik. Kemudian mengkampanyekan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan tidak membuang sampah di sungai atau sumber air lainnya serta kampanye penggunaan deterjen yang ramah lingkungan.

"Dinas juga mengajak masyarakat rutin melakukan upaya pembersihan sumber air serta menanam pohon di setiap lahan yang tersedia," kata Elisabet.

Baca juga: SDA DKI perkuat pengolahan limbah domestik terkait air tercemar tinja

Untuk wilayah yang mengalami kekurangan air bersih seperti di Utara Jakarta dilayani melalui kios air dan master meter/meter induk. Sedangkan di Selatan Jakarta masih memanfaatkan air tanah.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga senantiasa meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat agar dapat memberikan dan mampu menyuplai 100 persen kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

"Ke depannya, masyarakat tidak menggunakan sumber air dari tanah dan akan menggunakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sehingga sumber air bersih masyarakat terjamin dan aman," kata​nya.

Dinas SDA DKI Jakarta sejak tahun 2018 terlibat secara langsung dalam meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat melalui program-program kegiatannya.

Antara lain pembangunan delapan Instalasi Pengolahan Air (IPA) berteknologi "Sea Water Reverse Osmosis" (SWRO) untuk sembilan pulau yang berpenghuni di Kepulauan Seribu disertai subsidi bagi warga.

Baca juga: Dinkes DKI gandeng lintas OPD untuk penyediaan fasilitas MCK

Dinas SDA DKI juga terlibat dalam pembangunan IPA di beberapa lokasi dengan memanfaatkan air waduk sebagai sumber air baku disertai pembangunan kios air di 10 lokasi dan subsidi bagi warga.

Selain itu Dinas SDA melakukan pengadaan IPA mobile dan mobil tangki demi mendukung penyediaan air bersih di wilayah krisis air bersih dan saat terjadi kondisi darurat.

"Kemudian kami juga telah membangun waduk sebagai sumber air baku yang telah dimanfaatkan dalam operasional IPA Mookervart," kata Elisabet.

Demi mengurangi timbulnya pencemaran air oleh air limbah domestik, terutama di lokasi permukiman padat penduduk, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan program pengembangan dan pengelolaan air limbah domestik, yaitu membuat Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) terpusat dan setempat.

SPALD terpusat terbagi menjadi skala permukiman dan skala perkotaan. Sedangkan SPALD setempat terbagi menjadi skala Individual dan skala komunal.

Baca juga: Pemkot Jaksel sediakan jaringan pengelolaan air limbah untuk warga

Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) tersebut dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan pada tahun 2020.

Hasil penelitiannya, 70 persen dari 20.000 sumber air minum rumah tangga Indonesia termasuk Jakarta, tercemar limbah domestik masyarakat (tinja). Hal itu turut menyebabkan penyebaran diare yang merupakan penyebab utama kematian balita.

Berdasarkan PermenPUPR Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik disebutkan bahwa air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama yang dikategorikan menjadi dua jenis.

Yakni "black water" dan "grey water". Untuk "black water" adalah air buangan yang dihasilkan dari kloset. Sedangkan "grey water" adalah air buangan yang dihasilkan dari kegiatan mencuci, mandi dan dapur.
 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022